Kesehatan Mental
Latar Belakang Masalah
Kesehatan
mental merupakan keinginan wajar bagi setiap manusia seutuhnya, tapi tidaklah
mudah mendapatkan kesehatan jiwa seperti itu.Perlu pembelajaran tingkah laku,
pencegahan yang dimulai secara dini untuk mendapatkan hasil yang dituju oleh
manusia.Untuk menelusurinya diperlukan keterbukaan psikis manusia ataupun suatu
penelitian secara langsung atau tidak langsung pada manusia yang menderita
gangguan jiwa.Pada dasarnya untuk mencapai manusia dalam segala hal diperlukan
psikis yang sehat.Sehingga dapat berjalan menurut tujuan manusia itu diciptakan
secara normal.
Pengertian
Kesehatan Mental
Istilah
“kesehatan mental” diambil dari konsep mental hygiene. Kata “mental” diambil
dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahas latin yang
artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Kesehatan mental merupakan bagian dari
psikologi agama, terus berkembang dengan pesat.jadi dapat diambil kesimpulan
bahwa mental hygiene berarti mental yang sehat atau kesehatan mental. Sedangkan
yang dimaksud Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari keluhan dan
gangguan mental baik berupa neurosis maupun psikosis (penyesuaian diri terhadap
lingkungan sosial).
Mental
yang sehat tidak akan mudah terganggu oleh Stressor (Penyebab terjadinya stres)
orang yang memiliki mental sehat berarti mampu menahan diri dari
tekanan-tekanan yang datang dari dirinya sendiri dan lingkungannya. Noto
Soedirdjo, menyatakan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki kesehatan mental
adalah Memiliki kemampuan diri untuk bertahan dari tekanan-tekanan yang datang
dari lingkungannya. Sedangkan menurut Clausen Karentanan (Susceptibility)
Keberadaan seseorang terhadap stressor berbeda-beda karena faktor genetic,
proses belajar dan budaya yang ada dilingkungannya, juga intensitas stressor
yang diterima oleh seseorang dengan orang lain juga berbeda.
Zakiah
Daradjat mendefinisikan kesehatan mental dengan beberapa pengertian :
1. Terhindarnya
orang dari gejala - gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala - gejala
penyakit jiwa (psychose).
2. Kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta
lingkungan dimana ia hidup.
3. Pengetahuan dan
perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi,
bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada
kebahagian diri dan orang lain, serta terhindar dari gangguan - gangguan dan
penyakit jiwa.
4. Terwujudnya
keharmonisan yang sungguh - sungguh antara fungsi - fungsi jiwa, serta
mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem - problem biasa yang terjadi,
dan merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan dirinya.
Jadi
Kesehatan mental adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek
psikologis dan dimiliki oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar
individu mampu melakukan kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan
atau nilai-nilai yang berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat
luas sehingga yang sehat baik secara mental maupun secara sosial.
Kesehatan
mental pada manusia itu dipengaruhi oleh faktor internal dan external.Keduanya
saling mempengaruhi dan dapat menyebabkan mental yang sakit sehingga bisa
menyebabkan gangguan jiwa dan penyakit jiwa.
1.
Faktor Internal
Faktor
internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri seseorang seperti sifat,
bakat, keturunan dan sebagainya.Contoh sifat yaitu seperti sifat jahat, baik,
pemarah, dengki, iri, pemalu, pemberani, dan lain sebagainya.Contoh bakat yakni
misalnya bakat melukis, bermain musik, menciptakan lagu, akting, dan
lain-lain.Sedangkan aspek keturunan seperti turunan emosi, intelektualitas,
potensi diri, dan sebagainya.
2.
Faktor Eksternal
Faktor
eksternal merupakan faktor yang berada di luar diri seseorang yang dapat
mempengaruhi mental seseorang.Lingkungan eksternal yang paling dekat dengan
seorang manusia adalah keluarga seperti orang tua, anak, istri, kakak, adik,
kakek-nenek, dan masih banyak lagi lainnya.Faktor luar lain yang berpengaruh
yaitu seperti hukum, politik, sosial budaya, agama, pemerintah, pendidikan,
pekerjaan, masyarakat, dan sebagainya.Faktor eksternal yang baik dapat menjaga
mental seseorang, namun faktor external yang buruk / tidak baik dapat
berpotensi menimbulkan mental tidak sehat.
Selanjutnya
selain kedua factor tersebut yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, juga
dapat dipengaruhi oleh aspek psikis manusia.Aspek psikis manusia pada dasarnya
merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem dari
eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan keseluruhan
aspek kemanusiaan.Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan untuk
melihat jiwa manusia. Ada beberapa aspek psikis yang turut berpengaruh terhadap
kesehatan mental, antara lain :
1.
Pengalaman awal
Pengalaman
awal merupakan segenap pengalaman-pengalaman yang terjadi pada individu
terutama yang terjadi di masa lalunya.Pengalaman awal ini adalah merupakan
bagian penting dan bahkan sangat menentukan bagi kondisi mental individu di
kemudian hari.
2.
Kebutuhan
Pemenuhan
kebutuhan dapat meningkatkan kesehatan mental seseorang. Orang yang telah
mencapai kebutuhan aktualisasi yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap
kemampuan bakat, ketrampilannya sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang
disebut dengan tingkatan pengalaman puncak.
Dalam
berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang yang mengalami gangguan mental,
disebabkan oleh ketidakmampuan individu memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya.Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah kebutuhan dasar
yang tersusun secara hirarki.Kebutuhan biologis, kebutuhan rasa aman, meliputi
kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri, pengetahuan, keindahan dan kebutuhan
aktualisasi diri.
Ciri-ciri
Kesehatan Mental
Ciri-ciri
kesehatan mental dikelompokkan kedalam enam kategori, yaitu:
1.
Memiliki sikap batin (Attidude) yang positif terhadap dirinya sendiri.
2.
Aktualisasi diri
3.
Mampu mengadakan integrasi dengan fungsi-fungsi yang psikis ada
4.
Mampu berotonom terhadap diri sendiri (Mandiri)
5.
Memiliki persepsi yang obyektif terhadap realitas yang ada
6.
Mampu menselaraskan kondisi lingkungan dengan diri sendiri.
Pada
abad 17 kondisi suatu pasien yang sakit hanya diidentifikasi dengan medis,
namun pada perkembangannya pada abad 19 para ahli kedokteran menyadari bahwa
adanya hubungan antara penyakit dengan kondisi dan psikis manusia. Hubungan
timbal balik ini menyebabkan manusia menderita gangguan fisik yang disebabkan
oleh gangguan mental (Somapsikotis) dan sebaliknya gangguan mental dapat
menyebabkan penyakit fisik (Psikomatik).
Memasuki
abad 19 konsep kesehatan mental mulai berkembang dengan pesatnya namun apabila
ditinjau lebih mendalam teori-teori yang berkembang tentang kesehatan mental
masih bersifat sekuler, pusat perhatian dan kajian dari kesehatan mental
tersebut adalah kehidupan di dunia, pribadi yang sehat dalam menghadapi masalah
dan menjalani kehidupan hanya berorientasi pada konsep sekarang ini dan disini,
tanpa memikirkan adanya hubungan antara masa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang. Orang yang sehat mental akan senantiasa merasa aman dan bahagia dalam
kondisi apapun, ia juga akan melakukan intropeksi atas segala hal yang
dilakukannya sehingga ia akan mampu mengontrol dan mengendalikan dirinya
sendiri.
Solusi
terbaik untuk dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan mental adalah dengan
mengamalkan nilai-nilai agama dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan mental
seseorang dapat ditandai dengan kemampuan orang tersebut dalam penyesuaian diri
dengan lingkungannya, mampu mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya
sendiri semaksimal mungkin untuk menggapai ridho Allah SWT, serta dengan
mengembangkan seluruh aspek kecerdasan, baik kesehatan spiritual, emosi maupun
kecerdasan intelektual.
Hal ini
dapat ditarik kesimpulan karena pada dasarnya hidup adalah proses penyesuaian
diri terhadap seluruh aspek kehidupan, orang yang tidak mampu beradaptasi
dengan lingkungannya akan gagal dalam menjalani kehidupannya. Manusia
diciptakan untuk hidup bersama, bermasyarakat, saling membutuhkan satu sama
lain dan selalu berinteraksi.
Seseorang
dapat berusaha memelihara kesehatan mentalnya dengan menegakkan
prinsip-prinsipnya dalam kehidupan, yaitu :
1. Mempunyai self
image atau gambaran dan sikap terhadap diri sendiri yang positif.
2. Memiliki
interaksi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam menghadapi problema hidup termasuk stress.
3. Mampu mengaktualisasikan
secara optimal guna berproses mencapai kematangan.
4. Mampu
bersosialisasi dan menerima kehadiran orang lain
5. Menemukan minat
dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan
6. Memiliki
falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya.
7. Mawas diri atau
memiliki control terhadap segala kegiatan yang muncul
8. Memiliki
perasaan benar dan sikap yang bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.
Manusia
sebagai mahkluk yang memiliki banyak keterbatasan kerap kali mengalami perasaan
yang takut, cemas, sedih, bimbang dan sebagainya.Dalam psikologi gangguan atau
penyakit jiwa akrab di isitilahkan dengan psikopatologi.Ada dua macam
psikopatologi pertama Neurosis dan yang kedua Psikosis. Sementara dari H.
Tarmidzi membagi psikopatologi menjadi 6 macam, selain 2 yang sudah disebutkan
diatas dia mengemukakan yang lainnya : Psikomatik, kelainan kepribadian,
deviasi seksual, dan retardasi mental.
Kesimpulan
Yang
dimaksud dengan kesehatan mental
adalah terhindarnya orang dari gejala - gejala gangguan jiwa serta mempunyai
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain maupun
dengan masyarakat dimana seseorang itu berada dan bisa mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin
untuk mewujudkan suatu keharmonisan yang sungguh - sungguh antara fungsi -
fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem - problem
biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan
dirinya sendiri
Kesehatan
mental merupakan faktor terpenting untuk menjalankan kehidupan manusia secara
normal. Psikis manusia jika tidak dijaga akan menimbulkan suatu gangguan jiwa
yang lambat laun dibiarkan akan menjadi suatu beban yang berat bagi
penderitanya. Di antara gangguan jiwa meliputi Somatofarm, kelainan
kepribadian, Psikoseksual, gangguan penggunaan zat-zat dan gangguan kecemasan
dan sebagainya, yang dari gangguan jiwa itu disebabkan karena ada faktor yang
mempengaruhinya meliputi factor internal dan eksternal, juga dapat disebabkan
karena pengalaman awal, proses pembelajaran, dan kebutuhan. Dengan adanya
gangguan jiwa karena pengaruh tersebut dibutuhkan terapi penyembuhan sampai
manusia dinyatakan benar-benar sehat baik jasmani maupun psikisnya.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Casmini dkk, Kesehatan Mental, Uin Suka,
2006
2. Dr. Zakiah
Daradjat, Kesehatan Mental,
cv haji samaagung , Jakarta, 1994
3. Jalaluddin, Psikologi Agama, Raja Grafindo
Persada, 2007
4. Kartini
Kartono, Hygiene Mental,
Bandar Maju, 2000
5. Moeljono Soedirjo
dan Latipun, Kesehatan Mental
Konsep dan Terapi, UMM Press, 2005
6. Mansur Isna, Diskursus Pendidikan Islam,
Global Pustaka Utama, Yogyakarta, 2001, cet.ke-1.
7. Moeljono
Notosoedirjo, Latipun, Kesehatan
Mental, Universitas Muhammadiyah Malang, 2000.
8. Sarlito Wirawan
Sarwono, Pengantar Umum
Psikologi, PT. Bulan Bintang, Bandung, 1986, cet ke-7.
9. Sururin, Ilmu Jiwa Agama, PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta, 2004, cet. ke-1.
0 Comments: