28 Des 2018

Terapi Psikoanalisa



TERAPI PSIKOANALISA


Psikoanalisa secara umum berarti suatu pandangan tentang manusia, dimana ketidaksadaran memegang peranan sentral. Psikoanalisa memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Konflik timbul karena ada dorongan-dorongan yang saling bertentangan, baik dari dorongan yang disadari maupun yang tidak disadari. Tokoh utama dari psikoanalisa adalah Sigmund Freud. Teori dan teknik Freud yang membuatnya termasyhur adalah upaya penyembuhan mental pasiennya yang dikenal dengan istilah Psychoanalysis dan pandangan mengenai peranan dinamis ketidaksadaran dalam hidup psikis manusia. Psikoanalisa sebagai teori dari psikoterapi menguraikan bahwa gejala neurotik pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketegangan yang ada kaitannya dengan ingatan mengenai hal-hal yang traumatik pada masa kanak-kanak yang ditekan.

Terapi psikoanalisa adalah teknik pengobatan yang dilakukan oleh terapis dengan cara menggali permasalahan dan pengalaman yang direpresnya selama masa kecil serta memunculkan dorongan-dorongan yang tidak disadarinya selama ini. Teknik ini menekankan menggali seluruh informasi permasalahan dan menganalisis setiap kata-kata yang diungkapkan oleh klien. Didalam terapi psikoanalisa ini sangat dibutuhkan sifat dari terapeutik, maksudnya adalah adanya hubungan interpersonal dan kerja sama yang professional antara terapis dan klien, terapis harus bisa menjaga hubungan ini agar klien dapat merasakan kenyamanan, ketenangan dan bisa rileks menceritakan permasalahan serta tujuannya untuk menemui terapis.

Terapi psikoanalisa biasa digunakan atau diterapkan untuk orang-orang dengan masalah yang berkaitan dengan konsep utama dari psikoanalisa seperti adanya alam bawah sadar pada manusia yang mampu mendorong 3 prinsip dasar dari psikoanalisa sendiri (Id, Ego, Super Ego), hal kejiwaan yang merupakan bagian kesadaran (consciousness) danketidaksadaran (unconsiousness), serta mengedepankan pengaruh pengalaman-pengalaman dimasa lalu. Contoh beberapa masalah yang dihadapi antara lain: masalah dalam menjalin hubungan dengan orang lain, masalah yang berhubungan dengan akademik, depresi, kecemasan, trauma, dan masalah dimasa lalu yang mengganggu fungsi seseorang melakukan aktifitasnya sehari-hari.
Dalam melakukan terapi psikoanalisa ini ada beberapa teknik yang dapat digunakan, yaitu sebagai berikut;

Asosiasi Bebas

Asosiasi bebas sebagai teknik utama dalam psikoanalisis. Salah satu pasien Freud, menyebut metode free association sebagai “penyembuhan dengan bicara”. Maksudnya suatu metode terapi yang dirancang untuk memberikan kebebasan secara total kepada pasien dalam mengungkapkan segala apa yang terlintas dibenaknya, termasuk mimpi-mimpi, berbagai fantasi, dan hal-hal konflik dalam dirinya tanpa diagenda, dikomentari, ataupun banyak dipotong, apalagi disensor. 

Asosiasi bebas merupakan suatu metode pemanggilan kembali pengalaman-pengalaman masa lampau dan pelepasan emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatis masa lalu, yang kemudian dikenal dengan katarsis. Asosiasi merupakan salah satu dari peralatan dasar sebagai pembuka pintu keinginan, khayalan, konflik, serta motivasi yang tidak disadari. 

Dalam tehnik ini Freud menggunakan Hipnotis untuk mendapatkan data-data dari klien mengenai hal-hal yang dia pikirkan dialam bawah sadarnya, dengan tehnik ini klien dapat mengutarakan apapun yang dia rasakan tanpa ada yang disembunyikan sehingga psikoterapis dapat menganalisis masalah apa yang sebenarnya terjadi pada klien. Penerapan metode ini dilakukan dengan posisi klien berbaring diatas dipan/sofa sementara terapis duduk dibelakangnya, sehingga tidak mengalihkan perhatian klien pada saat-saat asosiasinya mengalir dengan bebas. Dalam hal ini terapis fokus bertugas untuk mendengarkan, mencatat, menganalisis bahan yang direpres, memberitahu/membimbing pasien memperoleh insight (dinamika yang mendasari perilaku yang tidak disadari).

Interpretasi atau Penafsiran

Interpretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam analisis asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Caranya adalah dengan tindakan-tindakan terapis untuk menyatakan, menerangkan, dan mengajarkan klien makna-makna tingkah laku apa yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi, dan hubungan terapeutik itu sendiri. Fungsi interpretasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hal-hal yang tersembunyi atau proses pengungkapan alam bawah sadar secara lebih lanjut. Penafsiran yang diberikan oleh terapis menyebabkan adanya pemahaman dan tidak terhalanginya alam bawah sadar pada diri klien. Analis harus benar-benar menyadari mekanisme-mekanisme dan berbagai dorongan untuk mempertahankan dirinya sebab kalau tidak dia akan jatuh ke dalam perangkap penafsiran terhadap berbagai perasaan dan pikiran dinamik pasien menurut sederet pengalaman dan masalah hidup analis sendiri. Penafsiran oleh analis harus memperhatikan waktu. Dia harus dapat memilah atau memprediksi kapan waktu yang baik dan tepat untuk membicarakan penafsirannya kepada pasien.

Analisis Mimpi

Studi Freud yang mendalam tentang mimpi melahirkan pandangan-pandangan kritisnya tentang hal ini. Baginya mimpi merupakan perwujudan dari materi atau isi yang tidak disadari, yang memasuki kesadaran lewat yang tersamar dan bersifat halusinasi atas keinginan-keinginan yang terpaksa ditekan. Mimpi memiliki dua taraf, yaitu isi laten dan isi manifes. Isi laten terdiri atas motif-motif yang disamarkan, tersembunyi, simbolik, dan tidak disadari. Karena begitu menyakitkan dan mengancam, maka dorongan-dorongan seksual dan perilaku agresif tak sadar ditransformasikan ke dalam isi manifes yang lebih dapat diterima, yaitu impian yang tampil pada si pemimpi sebagaimana adanya. Bagian teori tentang mimpi yang paling hakiki dan vital bagi Freud adalah adanya kaitan antara distorsi mimpi dengan suatu konflik batiniah atau semacam ketidakjujuran batiniah. Oleh karena itu Freud mencetuskan teknik analisis mimpi. Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membantu klien untuk memperoleh pemahaman kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur, pertahanan-pertahanan melemah, sehingga perasaan-perasaan yang direpres akan muncul ke permukaan, meski dalam bentuk lain. Freud memandang bahwa mimpi merupakan “jalan istimewa menuju ketidaksadaran”, karena melalui mimpi tersebut hasrat-hasrat, kebutuhan-kebutuhan, dan ketakutan tak sadar dapat diungkapkan. Pada teknik ini biasanya para psikoterapis memfokuskan mimpi-mimpi yang bersifat berulang, menakutkan dan sudah pada taraf mengganggu. Tugas terapis adalah mengungkap makna-makna yang disamarkan dengan mempelajari simbol-simbol yang terdapat dalam isi manifes. Di dalam proses terapi, terapis juga dapat meminta klien untuk mengasosiasikan secara bebas sejumlah aspek isi manifes impian untuk mengungkap makna-makna yang terselubung.

Analisis dan interpretasi resistensi

Resistensi adalah sesuatu yang melawan kelangsungan terapi dan mencegah klien mengemukakan bahan yang tidak disadari. Selama asosiasi bebas dan analisis mimpi, klien dapat menunjukkan ketidaksediaan untuk menghubungkan pikiran, perasaan, dan pengalaman tertentu. Freud memandang bahwa resistensi dianggap sebagai dinamika tak sadar yang digunakan oleh klien sebagai pertahanan terhadap kecemasan yang tidak bisa dibiarkan, yang akan meningkat jika klien menjadi sadar atas dorongan atau perasaan yang direpres tersebut. Analisis dan penafsiran resistensi, ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yang ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya, terapis meminta klien menafsirkan resistensi. Tujuannya adalah mencegah material-material mengancam yang akan memasuki kesadaran klien, dengan cara mencegah klien mengungkapkan hal-hal yang tidak disadarinya.

Analisis dan interpretasi transferensi


Transferensi adalah pengalihan sikap, perasaan dan khayalan pasien. Transferensi muncul dengan sendirinya dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dia lakukan kepada ibunya atau ayahnya ataupun siapapun. Transferensi berarti proses pemindahan emosi-emosi yang terpendam atau ditekan sejak awal masa kanak-kanak oleh pasien kepada terapis. 

Dalam keadaan neurosis, merupakan pemuasan libido klien yang diperoleh melalui mekanisme pengganti atau lewat kasih sayang yang melekat dan kasih sayang pengganti. Transferensi dinilai sebagai alat yang sangat berharga bagi terapis untuk menyelidiki ketidaksadaran pasien karena alat ini mendorong klien untuk menghidupkan kembali berbagai pengalaman emosional dari tahun-tahun awal kehidupannya. 

Teknik analisis transferensi dilakukan agar klien mampu mengembangkan tranferensinya guna mengungkap kecemasan-kecemasan yang dialami pada masa lalunya (masa anak-anak), sehingga terapis punya kesempatan untuk menginterpretasi tranferen. Dan pada teknik ini terapis menggunakan sifat-sifat netral, objektif, anonim, dan pasif serta tidak memberikan saran. Transferensi pada tahap yang paling kritis berefek abreaksi (pelepasan tegangan emosional) pada pasien. Efek lain yang mungkin, ada dua, yaitu positif dan negatif. Positif: saat pasien secara terbuka mentransferkan perasaan-perasaannya sehingga menyebabkan kelekatan, ketergantungan, bahkan cinta kepada terapis. Negatif: saat kebencian, ketidaksabaran, dan kadang-kadang perlawanan yang keras terhadap terapis. Dan ini dapat berefek fatal terhadap proses terapi.

Terapi psikoanalisa ini dapat dihentikan atau dianggap selesai saat klien mengerti akan kenyataan yang sesungguhnya, alasan mengapa mereka melakukan perilaku abnormal, dan menyadari bahwa perilaku tersebut tidak seharusnya mereka lakukan, lalu mereka sadar untuk menghentikan perilaku itu. Terapi psikoanalisa bertujuan untuk mengubah kesadaran individu, sehingga segala sumber permasalahan yang ada didalam diri individu yang semulanya tidak sadar menjadi sadar, mengatasi tahap-tahap perkembangan tidak terpecahkan, membantu klien menyesuaikan dan mengatasi masalahnya, rekonstruksi kepribadian serta meningkatkan kontrol ego sehingga dapat menghadapi kehidupan yang realita, dan mengubah perilaku klien menjadi lebih positif.

Terapi psikoanalisa ini lebih efektif digunakan untuk mengetahui masalah pada diri klien, karena prosesnya dimulai dari mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu pada diri klien. Apalagi terapi ini memiliki dasar teori yang kuat. Terapi ini bisa membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadarinya. Namun terapi ini tetap memiliki kekurangan seperti diperlukan waktu yang panjang dalam melaksanakan terapi, memakan biaya yang banyak, dan memungkinkan klien menjadi jenuh saat terapi.

DAFTAR PUSTAKA
  • Gerald, Corey. (2005). Theory and Practice of Counseling and Psychoterapy.Thompson learning: USA.
  • Palmer, Stephen. (2011). Konseling Psikoterapi diterjemahkan dari Introduction to Counselling and Psychotherapy. Pustaka Pelajar: Yogyakarta.
  • D.Gunarsa, Prof.DR.Singgih. (1992). Konseling dan Psikoterapi. Gunung Mulia: Jakarta.
  • Hartosujono. Diktat Psikologi. Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa: Yogyaka
  • https://nurainiajeeng.wordpress.com/2013/03/17/terapi-psikoanalisa/

TERAPI PSIKOANALISA

Terapi Psikoanalisa Psikoanalisa merupakan suatu sistem dalam psikologi yang berasal dari penemuan-penemuan Freud dan menjadi dasar dalam teori psikologi yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik. Psikoanalisa memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Tokoh utama dan pendiri psikoanalisa adalah Sigmund Freud. Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia dan meninggal pada tanggal 23 september 1939 di London. Sebagai orang pertama yang mengemukakan konsep ketidaksadaran dalam kepribadian. Konsep-konsep psikoanalisa banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan konseling dan terapi. Psikoanalisa sebagai teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotik pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketetgangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil. 

Pada umumnya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif dan perlakuan merupakan fungsimereka secara mendalam terhadap doronagn-dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinya dan orang lain. Energi psikis yang paling besar disebut libido yang bersumber dari dorongan seksual yang terarah pada pencapaian kesenangan. 

Selanjutnya Freud menyebutkan dua macam libido yaitu eros sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati. Menurut Freud, strukrut kepribadian terdiri tiga sistem yaitu id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. Ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. Superego adalah aspek sosiologis yang menverminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu. Dinamika kepribadian menurut Freud bahwa menganggap organisme manusia sebagai suatu sistem energi yang kompleks. Kepribadian individu menurut Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.

Konsep-konsep utama terapi psikoanalisis 1. Struktur kepribadian ( Id ( Ego ( Super Ego 2. Pandangan tentang sifat manusia Pandangan freud tentang sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministik, mekanistik dan reduksionistik 3. Kesadaran & ketidaksadaran ( konsep ketidak sadaran • Mimpi-mimpi merupakan representative simbolik dari kebutuhan-kebutuhan, hasrat-hasrat konflik • Salah ucap / lupa terhadap nama yg dikenal • Sugesti pascahipnotik • Bahan-bahan yang berasal dari teknik-teknik asosiasi bebas • Bahan-bahan yang berasal dari teknik proyektif 4. Kecemasan Adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat sesuatu Fungsinya adalah memperingatkan adanya ancaman bahaya ( 3 macam kecemasan • Kecemasan realistis • Kecemasan neurotic • Kecemasan moral

Teknik Dasar Terapi Psikoanalisa Ada 5 macam terapi dalam psikoanalisa yaitu: (1) Analisis mimpi, (2) interpretasi, (3) analisis mimpi, (4) analisis resistensi dan (5) analisis transferensi(pemindahan). 

1. Asosiasi Bebas 

Teknik pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Terapis memerintahkan klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor. Asosiasi bebas adalah salah satu metode pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu. Hal ini dikenal sebagai katarisis. Katarisis secara sementara dapat mengurangi pengalaman klien yang menyakitkan akan tetapi tidak memegang peranan utama dalam proses penyembuhan. Sebagai suatu cara membantu klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri, terapis menafsirkan makna-makna yang menjadi kunci dari asosiasi bebas. Selama asosiasi bebas tugas terapis adalah untuk menidentifikasi hal-hal yang tertekan dan terkunci dan terkunci dalam ketidaksadaran. 

2. Interpretasi 

Interpretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam anaisis asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, danbahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan teraupetik itu sendiri. Fungsi interperasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hala-hal yang tersembunyi. Ada tiga hal yang harus di perhatikan dalam interpretasi sebagai teknik terapi. 

Pertama, interpretasi hendaknya disajikan pada saat gelaja yang diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yang disadari klien. Kedua, interpretasi hendaknya selalu dimulai daripermukaan dan baru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami. Oleh situasi emosional klien. Ketiga,memetapkan resistensi pertahanan sebelum menginterpretasikan emosi atau konflik. 

3. Analisis Mimpi 

Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membatu klien untuk memperoleh penjelasan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur pertahanan menjadi lemah dan perasaan-perasaan yang tertekan menjadi muncul ke permukaan. Freud melihat bahwa mimpi sebagai “royal to the uncouncious”, dimana dalam mimpi semua keinginan, kekbutuhan,dan ketakutan yang tidak disadari diekspresikan. Beberapa motivasi yang tidak diterima oleh orang lain dinyatakan dalam simbolik dari pada secara terbuka dan langsung. 

4. Analisis dan Interpretasi Resistensi 

Resistensi sebagai suatu konsep fundamental praktek-praktek psikoanalisa yang bekerja melawan kemajuan terapi dan mencegah klien untuk menampilkan hal-hal yang tidak disadari. Frued memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan.resistensi bukan sesuatu yang harus diatasi karena hal itu merupakan gambaran pendekatan pertahanan klien dalam kehidupan sehari-hari. Resistensi harus diakui sebagai alat pertahanan menghadapi kecemasan. 

5. Analisis dan Interpretasi dan Transperensi 

Seperti halnya resistensi, transperensi (pemindahan) terletak dalam arti terapi psikoanalisa dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dilakukan kepada ibunya atau ayahnya. Kini, dalam hubungan dengan konselor klien mengalami kembali perasaan penolakan permusushan yang pernah dialamiterhadap orang tuanya.

Unsur-unsur terapi Psikoanalisa 


1. Muncul gangguan Terapis berusaha memunculkan penyebab-penyebab yang menjadi akar permasalahan dari klien, untuk lebih mengenal karakteristik penyebab gangguan tersebut, kemudian terapis memperkuat konidis psikis dari diri klien, shingga apabila klien mengalami gangguan yang serupa diri klien akan lebih siap menghadapi dan mencari solusi dengan cepat. 

2. Tujuan terapi Terfokus kepada upaya penguatan diri klien, agar dikemudian hari apabila klien mengalami problem yang sama maka klien akan lebih siap. 

3. Peran terapis Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melaukukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis, membangun hubungan kerja dengan klien dengan banyak mendengar dan menafsirkan, terapis memebrikan perhatian khusus pada penolakan-penolakan klien, mendengarkan kesenjangan dan pertentangan pada cerita klien.


Daftar Pustaka 

  • Gunarsa, Singgih. D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia. Surya, M. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: C.V. Pustaka Bani Quraisy.
  • https://ajengpakasi.wordpress.com/2015/04/30/terapi-psikoanalisa/
  • Terapi Psikoanalisa
  • (Sigmund Freud)



      Psikoanalisis adalah sebuah model perkembangan kepribadian, filsafat tentang sifat manusia dan metode psikoterapi Secara historis → aliran pertama dari 3 aliran utama psikologi
      
Sumbangan utama psikoanalisis :

Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan pemahaman terhadap sifat manusia bisa diterapkan pada perbedaan penderitaan manusia Tingkah laku diketahui sering ditentukan oleh faktor tak sadar
Perkembangan pada masa dini kanak-kanak memiliki pengaruh yang kuat terhadap kepribadian dimasa dewasa

Teori psikpanalisis menyediakan kerangka kerja yang berharga untuk memahami cara-cara yang digunakan oleh individu dalam mengatasi kecemasan
Terapi psikoanalisis telah memberikan cara mencari keterangan dari ketidaksadaran melalui analisis atas mimpi

Jangan copy paste ya..
   
   Konsep utama terapi psikoanalisis:
Struktur kepribadian:
  • Id
  • Ego
  • Super ego
Pandangan ttg sifat manusia:
  • Pandangan freud tentangg sifat manusia pada dasarnya pesimistik, deterministic, mekanistik dan reduksionistik
  • Kesadaran & ketidaksadaran
Konsep ketaksadaran:
Mimpi → merupakan representative simbolik dari kebutuhan, hasrat, dan  konflik
Salah ucap / lupa → terhadap nama yang dikenal
Sugesti pascahipnotik
Bahan yang berasal dari teknik asosiasi bebas
Bahan yang berasal dari teknik proyektif
Kecemasan
Adalah suatu keadaan yg memotifasi kita untuk berbuat sesuatu
Fungsi → memperingatkan adanya ancaman bahaya

3 macam kecemasan:
  • Kecemasan realistis
  • Kecemasan neurotic
  • Kecemasan moral

      Tujuan terapi Psikoanalisis:
Membentuk kembali struktur karakter individu dengan jalan membuat kesadaran yang tak disadari didalam diri klien
Focus pd uapaya mengalami kembali pengalaman masa anak2

      Fungsi & peran Terapis:
Terapis / analis membiarkan dirinya anonym serta hanya berbagi sedikit perasaan & pengalaman sehingga klien memproyeksikan dirinya kepada terapis / analis

Peran terapis
  • Membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, kejujuran, keefektifan dalam melakukan hubungan personal dalam menangani kecemasan secara realistis
  • Membangun hubungan kerja dengan klien, dengan banyak mendengar & menafsirkan
  • Terapis memberikan perhatian khusus pada penolakan klien
  • Mendengarkan kesenjangan & pertentangan pada cerita klien

      Pengalaman klien dalam terapi:
  • Bersedia melibatkan diri kedalam proses terapi yang intensif & berjangka panjang
  • Mengembangkan hubungan dengan analis / terapis
  • Mengalami krisis treatment
  • Memperoleh pemahamn atas masa lampau klien yang tak disadari
  • Mengembangkan resistensi untuk belajar lebih banyak tentangg diri sendiri
  • Mengembangkan suatu hubungan transferensi yang tersingkap
  • Memperdalam terapi
  • Menangani resistensi & masalah yang terungkap
  • Mengakhiri terapi

      Hubungan terapis & klien:
  • Hubungan dikonseptualkan dalam proses tranferensi yang menjadi inti Terapi Psikoanalisis
  • Transferensi mendorong klien untuk mengalamatkan pd terapis “urusan yang belum selesai” yg terdapat dalam hubungan klien dimasa lalu dengan orang yang berpengaruh
  • Sejumlah perasaan klien timbul dari konflik, seperti percaya vs percaya, cinta vs benci
  • Transferensi terjadi pada saat klien membangkitkan kembali konflik masa dininya yg menyangkut cinta, seksualitas, kebencian, kecemasan & dendam.
  • Jika analis mengembangkan pandangan yng tidak selaras yang berasal dari konflik sendiri, maka akan terjadi kontra transferensi
Bentuk kontratransferensi

→ perasaan tidak suka / keterikatan & keterlibatan yang berlebihan
Kontratransferensi dapat mengganngu kemajuan terapi

      Teknik dasar Terapi Psikoanalisis:
Asosiasi bebas
→ adalah suatu metode pemanggilan kembali pengalaman masa lalu & pelepasan emosi yg berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu
Penafsiran
→ Adalah suatu prosedur dalam menganalisa asosiasi-asosiasi bebas, mimpi, resistensi dan transferensi
* bentuk nya = tindakan analis yang menyatakan, menerangkan, bahkan mengajari klien makna tertentu
Analisis Mimpi
→ Suatu prosedur yang penting untuk menyingkap bahan2 yang tidak disadari dan memberikan kepada klien atas beberapa area masalah yang tak terselesaikan
Analisis dan Penafsiran Resistensi
→ Ditujukan untuk membantu klien agar menyadari alasan-alasan yg ada dibalik resistensi sehingga dia bisa menanganinya
Analisis & Penafsiran Transferensi
→ Adalah teknik utama dalam Psikoanalisis karna mendorong klien untuk menghidupkan kembali masa lalu nya dalam terapi
      Tahap treatment dalam terapi Psikoanalisis antara lain:
1.   Opening phase
2.   Developing of transference
3.   Working through    
4.   Resolution of transference

Kelebihan Terapi Psikoanalisa :
  • Lebih fokus dalam mengetahui masalah dari klien, karena dengan mencari tahu pengalaman-pengalaman masa lalu klien.
  • Dapat membuat klien mengetahui masalah apa yang selama ini tidak disadari klien.
  • Kekurangan Terapi Psikoanalisa :
  • Menggunakan waktu yang banyak.
  • Klien akan menjadi jenuh akibat waktu yang banyak tersebut.
  • Dibutuhkan terapis yang benar-benar sudah terlatih untuk melakukan terapi.
  • Biaya yang banyak yang dikeluarkan oleh klien.

  • http://id.wikipedia.org/wiki/Psikoanalisis
  • http://psikologioke.wordpress.com/2012/04/02/terapi-psikoanalisa/
  • http://sandri09a.blogspot.com/2012/03/terapi-psikoanalisis-psikoterapi.html
  • https://richard1991.wordpress.com/2013/03/25/terapi-psikoanalisa/
Previous Post
Next Post

3 komentar: