1 Mar 2020

Seri Psikologi Kepribadian, Bagian 4 Fungsi Perceiving: Sensing and Intuition

Seri Psikologi Kepribadian, Bagian 4.
Fungsi Perceiving: Sensing and Intuition.


Selamat datang di bagian 4 dalam seri ini! Dalam 3 bagian pertama, kami berbicara tentang apa itu psikologi kepribadian, mengapa itu berguna, dan memperkenalkan model kepribadian Jung. Hari ini kita akan fokus pada dua fungsi psikologis "mempersepsikan", baik dalam orientasi ekstra dan introvert, dan berbicara tentang apa fungsi-fungsi ini dan bagaimana Anda menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari Anda. 

Sensing and Intuition make up what Jung called the “perceiving” functional group, because they are the two functions available to us that we can use to take in information and “perceive” the world — both the outer, observable world, and the inner world of the imagination. He also called these functions “irrational” because they do not rely on any “reasoning,” and are not used directly in making decisions (what Jung would call using your “judging” functions). You smell cookies baking in the oven. You read a fairy tale and “see” a castle in your imagination. An connection, or understanding, suddenly “clicks” in your head. These are examples of the use of “irrational” functions - You don’t have to think, or make a decision, to in order to use your senses or experience an intuition.
Sensing and Intuition are like two “rivers,” in which “boats” of information use to enter our consciousness, or “harbor”. Each “river”, Sensing and Intuition, derive their information from different sources or “seas.”
Kapal di sungai! 
 CATATAN: Jung mengatakan bahwa setiap orang menggunakan semua 8 fungsi psikologis, baik secara sadar atau tidak sadar, tetapi ketika seseorang cenderung lebih menyukai penggunaan satu fungsi daripada yang lain, maka dia memiliki "tipe", mengenai fungsi itu. . Jadi ketika saya menggunakan kata "type," seperti "tipe sensing introvert," maksud saya seseorang yang cenderung menggunakan fungsi indra introvert lebih sering daripada 7 fungsi lainnya. "Tipe" adalah makhluk kompleks, dibentuk oleh preferensi mereka untuk satu fungsi. Jika saya tidak menggunakan jenis kata, dan hanya mengatakan "penginderaan introvert" misalnya, maka saya berbicara tentang fungsi itu sendiri, yang beroperasi secara independen dari 7 fungsi lainnya. Capeesh?

sensing adalah fungsi penginderaan yang mengumpulkan informasi dari 5 indera - pendengaran, penglihatan, rasa, sentuhan, penciuman.

Sensing, seperti halnya fungsi lainnya, bisa bersifat introvert atau extraverted.


penginderaan ekstravert berfokus pada pemandangan, suara, bau, tekstur, dan selera yang berasal dari dunia eksternal yang objektif. Penginderaan ekstravert realistis dan konkrit - didasarkan pada realitas fisik. Sensasi Extraverted menemukan kepuasan dalam menggunakan indra untuk merasakan sensasi konkret, dan di sana tipe Sensitif Extraverted cenderung memiliki rasa estetika yang baik - misalnya dalam melihat tren dalam desain interior, atau memperhatikan seluk-beluk dalam rasa makanan. Mereka juga cenderung menikmati memperoleh fakta tentang orang, tempat, benda, yang menghuni dunia (karena fakta diperoleh baik secara langsung atau tidak langsung melalui indera). Untuk tipe Penginderaan Ekstra, cukup menyenangkan untuk mengumpulkan fakta, atau menggunakan indra mereka, dan tidak perlu menghubungkannya dengan cara tertentu, atau untuk mendapatkan makna tersembunyi di dalamnya.

Extraverted Sensing cenderung kurang fokus pada aspek tertentu dari objek yang dirasakan, dan lebih fokus pada merasakan sesuatu. Dengan cara ini, mereka umumnya bukan hedonis, dan dapat menikmati pengalaman terlibat dalam kerja keras di samping sensasi makan sepotong kue yang lezat. Karena itu, tipe penginderaan ekstra mampu mengamati semua aspek dari realitas penginderaan mereka secara lebih terbuka dan dengan sedikit penilaian, memberi mereka kemampuan alami untuk memperhatikan hal-hal yang tidak diperhatikan oleh orang lain.


Fungsi Penginderaan Ekstra menikmati stimulasi dari objek eksternal - bidang bunga, misalnya. 
Orang-orang yang cenderung menggunakan penginderaan ekstra sering sangat disengaja dalam pilihan yang mereka buat mengenai penampilan, pakaian, lingkungan dan diet mereka (pada dasarnya segala faktor eksternal yang memengaruhi indra mereka). Mereka dengan mudah menjadi bersemangat, dan antusiasme mereka secara alami menular ke orang-orang di sekitar mereka. Kelemahan mereka adalah bahwa mereka cenderung lebih tidak menyadari proses psikologis internal daripada jenis lainnya, dan mereka memiliki ketidakpercayaan yang mendalam terhadap intuisi atau ide-ide abstrak yang tidak berakar pada fakta yang dapat diamati dengan jelas.

Penginderaan introvert berfokus pada sensasi yang berasal dari subyektif. Membayangkan panas yang berasal dari tempat api di musim dingin, atau memvisualisasikan kastil dongeng. Perasaan introvert masih peduli tentang memahami dunia melalui indera, tetapi dunia yang mereka rasakan ada di dalam diri mereka, dalam imajinasi mereka.


William Turner, kemungkinan besar tipe Introverted Sensing, melukis adegan yang menyimpang dari yang realistis. 
Jenis-jenis penginderaan Introvert cenderung berfokus pada objek-objek tertentu, atau bagian-bagian objek yang berbeda, dipilih berdasarkan preferensi subyektif. Sensing Extraverted mengambil kesenangan dengan memperhatikan bunga - warna, tekstur batangnya, dan detail daunnya, misalnya. Dibutuhkan bunga dengan sedikit filter subyektif, dan karenanya merasakan objek ke tingkat realisme yang lebih tinggi. Tipe Introverted Sensing lebih suka membayangkan bunga, yang memiliki atribut yang disukai individu. Fungsi Introverted Sensing tidak digunakan dalam mengamati bunga, tetapi memilih atribut yang paling menarik (subyektif) dari bunga - warna daun, misalnya - dan menjadikan ini fokus utamanya. Introverted Sensing kemudian menggunakan warna untuk membangun gambar baru sepenuhnya dalam imajinasi. Artis sering memanfaatkan fungsi Penginderaan Introvert.

Jenis-jenis penginderaan Introvert dapat muncul sebagai menyendiri dan acuh tak acuh terhadap lingkungan mereka. Ini karena mereka hidup di balik tabir kesan subjektif, dan kurang tertarik pada realitas eksternal. Kadang-kadang, tipe pengindra yang introvert akan menjadi begitu terperangkap dengan imgasi mereka sehingga mereka "hidup di kepala mereka" dalam dunia fantasi, dan kehilangan kontak dengan kenyataan.

Intuisi mengumpulkan informasi dari alam bawah sadar. Dimana penginderaan menghasilkan persepsi tentang hal-hal yang “ada,” intuisi menghasilkan persepsi tentang hal-hal yang “bisa”. Intuisi memberi seseorang inspirasi dan sering kilasan wawasan yang tiba-tiba mengenai solusi untuk masalah atau rute alternatif. Carl Jung menulis dalam Jenis Psikologis bahwa "Intuisi memiliki kualitas yang khas ini: itu bukan sensasi, atau perasaan, atau kesimpulan intelektual, meskipun mungkin muncul dalam bentuk-bentuk ini." Intuisi tidak hanya menyediakan kemungkinan dalam dunia subjek (introvert) atau obyektif (ekstravert), tetapi juga berkaitan dengan menemukan makna dan interkoneksi.

Intuisi Extraverted, seperti Extraverted Sensing, adalah "proses reaktif" karena menanggapi rangsangan eksternal, seperti benda, orang, dan peristiwa. Intuisi Ekstra membayangkan kemungkinan yang bisa menjadi kenyataan. Ini ditarik ke arah menemukan mekanisme yang mendasari yang menyebabkan peristiwa, dan menggunakan pemahaman itu untuk membayangkan peristiwa baru. Karena fungsi Intuitif Extraverted didorong oleh peristiwa dalam pengalaman obyektif, ia bekerja paling baik ketika diberikan rangsangan baru yang berasal dari luar.

Tipe Intuitif Ekstravert adalah inovator dan visioner alami. Mereka melihat kemungkinan menarik dalam situasi baru dan mengenali bakat dalam diri orang lain. Mereka termotivasi oleh kemungkinan, dan bersuara tentang kegembiraan mereka, dan antusiasme mereka sering menginspirasi dan memberi energi pada orang lain. Mereka bosan dengan rutinitas yang terlalu membebani, dan suka terjun ke situasi baru, di mana mereka dapat tetap aktif dan kreatif. Mereka cenderung unggul dalam bidang yang serba cepat seperti bisnis, politik, dan pemasaran, tetapi dapat berhasil dalam usaha di mana mereka diizinkan menggunakan intuisi mereka untuk menghasilkan solusi kreatif.

intuvert intuition "memediasi persepsi koneksi ideasional." Secara pribadi ini adalah fungsi yang paling sulit bagi saya untuk menggambarkan, yang mungkin ironis karena saya secara konsisten diuji sebagai satu.

Introvert Intuitive type hidup dalam dunia ide, koneksi, dan makna tersembunyi. Mereka melihat dunia melalui lensa subjektif dari abstraksi, dan terus-menerus menghubungkan abstraksi bersama. Intuitif Intuitif tidak hanya melihat ikan, tetapi segera mengabstraksi ikan menjadi ikan ideasional, dan mencoba untuk menghubungkannya dengan abstraksi lain. Apa hubungan ikan dengan air yang hidup di dalamnya? Makanan yang dimakannya? Organisme yang memakan ikan?

Intuitif Intuitif unggul dalam menghubungkan ide-ide menjadi visi yang kohesif. Dengan kata lain, Introverted Intuition menemukan hubungan antara konstruksi internal - ide-ide yang ada di dunia teoritis dan dalam. Mereka membuat kesimpulan berdasarkan informasi yang tidak lengkap, hasil pengolahan yang dilakukan oleh orang yang tidak sadar. Bagi orang lain, koneksi dan kesimpulan mereka sepertinya kurang bukti konkret, tetapi Intuitif Intuitif merasa seolah-olah dia “hanya tahu” itu benar.

Jung berpikir bahwa Intuitif Intuitif cenderung bermanifestasi pada seniman, mistikus, nabi, atau hanya orang gila biasa ("engkol"). Orang-orang ini dapat memiliki cita-cita visioner yang kuat dan dapat begitu fokus pada skenario dalam imajinasi mereka sehingga mereka sering mengabaikan hal-hal praktis sehari-hari. Michael Daniels menulis di sini bahwa “Mereka biasanya melihat sedikit tujuan untuk menjelaskan visi mereka, tetapi puas hanya untuk membagikannya di tahap akhir mereka. Sebagian akibat dari ini, Intuitif Intuitif sering disalahpahami. " Jika seorang Introverted Intuitive menjadi sepenuhnya terserap dalam kemungkinan-kemungkinan abstrak yang muncul bagi mereka, kehidupan mereka bisa menjadi "simbolis, mengambil sifat dari Karya Agung, misi atau pencarian spiritual-moral." Introvert Intuitif harus mencapai keseimbangan dengan terlibat dalam penggunaan fungsi mereka yang lain (terutama dalam orientasi ekstravert mereka) jika tidak mereka bisa tersesat dalam dunia internal dan fantasi mereka. Jika mereka menjadi terlalu jauh, mereka mungkin mengabaikan keluarga, teman, dan realitas kesehatan fisik dan situasi kehidupan mereka.

Penggunaan fungsi Intuvert Intuisi dapat terasa seperti kilasan inspirasi ilahi.
Introverted Intuitives bersifat independen, berkemauan keras, dan tangguh terhadap perubahan di lingkungan eksternal mereka, karena perhatian mereka terfokus ke dalam, ke arah gambar yang terus berkembang dan kemungkinan dalam pikiran mereka. Mereka mampu memberikan wawasan mendalam ke sebagian besar bidang yang mereka pilih untuk mengarahkan perhatian mereka.


Jadi dengan Sensing dan Intuition, kita dapat mengamati dunia realitas dan kemungkinan ... Tapi apa yang kita lakukan dengan semua informasi ini? Kami membuat keputusan! Kami merencanakan, mengatur, memilih, dan secara umum, membuat "penilaian," itulah sebabnya kami membutuhkan fungsi penilaian. Ada dua fungsi yang kita gunakan untuk membuat penilaian, Berpikir dan Merasa, dan di bagian 5, kita akan melihatnya.

Ini bisa menjadi hal yang cukup membingungkan. Gagasan Jung sangat esoteris dan sulit dipahami, dan saya mencoba memahaminya sendiri. Dalam proses penulisan saya sedikit mencairkan teorinya, tetapi melakukan ini membantu saya keluar. Saya harap Anda mendapatkan sesuatu yang positif dari membaca artikel ini seperti yang saya lakukan menulisnya :) Biarkan saya tahu pemikiran / pertanyaan / komentar yang Anda miliki di bagian komentar!

Nama saya Nathan Zorndorf, dan saya adalah mantan programmer San Francisco yang tanpa batas waktu mendapatkan pekerjaan nyata dengan bepergian. Saya membaca, berpikir, dan menulis tentang Psikologi, Kencan & Hubungan, dan Buddhisme ketika saya tidak menggosok piring untuk kamar dan makan.

CATATAN: Jika Anda menemukan konsep Intuisi, atau yang oleh Jung disebut sebagai "hadiah manusia paling mulia," yang paling sulit untuk dipahami, itu karena Anda berusaha membuat sadar cara kerja mekanisme yang tidak sadar - jadi tentu saja itu sulit! Saya menganggap ketidaksadaran sebagai hanya isi dari jiwa saya yang saat ini tidak berada dalam “bidang penglihatan” saya. Ambil contoh, planet Jupiter. Sebelum Anda membaca kalimat itu, konsepsi Anda tentang "Jupiter," ada di suatu tempat di pikiran Anda, meskipun itu tidak disadari. Setelah Anda membaca kata "Jupiter," kesadaran Anda menarik informasi (misalnya, gambar raksasa merah) dari alam bawah sadar Anda. Mustahil untuk menyimpan semua pengetahuan dan pengalaman Anda dalam kesadaran Anda pada satu waktu. Begitulah Freud memunculkan ide-ide sadar, pra-sadar, dan tidak sadar.

Sumber :
Translate dari :
https://medium.com/@NathanZ/the-personality-psychology-series-part-4-adce8f4aecec

Seri Psikologi Kepribadian, Bagian 3. Carl Jung dan 4 Fungsi Dasar Psikologis

Seri Psikologi Kepribadian, Bagian 3. Carl Jung dan 4 Fungsi Dasar Psikologis,

 Selamat datang kembali sajian marzipan saya yang menggiurkan yang lezat!

Sekarang setelah Anda membaca Bagian 1 dan Bagian 2, dan Anda memahami apa arti penyelidikan kepribadian bagi kami dan mengapa psikologi kepribadian menarik, bermanfaat, dan baik untuk jiwa, mari selami kolam renang yang penuh dengan rosé ini!


https://medium.com/@NathanZ/the-personality-psychology-series-part-3-e4dad0a1092d 




Cal Gustav Jung, lahir di Swiss saat ini pada tahun 1875, adalah seorang psikiater yang berpraktik sepanjang hidupnya. Dia bekerja dengan dan merawat banyak orang yang dia gambarkan memiliki "neurosis" (istilah untuk gangguan mental ringan). Anda mungkin terkejut mengetahui bahwa Jung sendiri menderita neurosis (serangan panik) di awal hidupnya.

Bahkan Jung muda (oh tuhan apa yang telah saya lakukan) tidak dapat melarikan diri dari ritual unik dan penting yang dilakukan dari generasi ke generasi, di halaman sekolah di seluruh dunia. Ya, teman-teman saya, Jung diintimidasi. Setelah didorong ke tanah dan kehilangan kesadaran satu hari setelah sekolah, ia akan pingsan secara rutin setiap kali berjalan di sekolah yang ia hadiri, atau memulai pekerjaan rumahnya. Coba beri tahu atasan Anda bahwa karena neurosis Anda, Anda pingsan setiap kali Anda melihat laporan TPS, atau membuka dokumen Excel. Beri tahu kami caranya di komentar! ;)

Akan tetapi, bahkan neurosis yang dikembangkan Jung sendiri bukan karena intimidasi sekolah dapat menghambat upaya ilmiahnya. Ketika dia tidak bisa bersekolah lagi, dia belajar bahasa Latin di rumah di perpustakaan ayahnya. Kemudian pada tahun 1895 ia mendaftar di Universitas Basel di Swiss (masih ada sampai sekarang), di mana ia belajar kedokteran.

Melalui koneksi di universitas ia bertemu dengan Sigmund Freud, dan keduanya akan mengembangkan hubungan profesional dan pribadi yang kuat.

Anda tahu mengatakan "Pikiran besar berpikir sama"? Sebenarnya itu bukan kutipan penuh. Kutipan lengkap berbunyi (dan saya parafrase): 


"Pikiran besar berpikir sama ... semacam ... agak ... seperti ... kadang-kadang ... kurasa ?? Kamu tahu apa yang bisa kulakukan sekarang? Latte bumbu labu - istirahat belajar! ”
- Mahasiswa psikologi yang membutuhkan istirahat studi 


 Setelah Jung menerbitkan Psikologi Ketidaksadaran pada tahun 1912, menjadi pendapat kedua pria bahwa teori-teori mereka mengandung ide-ide yang tidak dapat disangkal dan tidak dapat didamaikan satu sama lain. Mereka masing-masing menuduh yang lain sama sekali tidak fleksibel dalam bagian-bagian yang bertentangan masing-masing teori mereka. Dan begitulah Jung dan Freud berpisah baik sebagai teman maupun teman sebaya. Meskipun banyak dari ide-ide Freud dianggap paling rapuh, karyanya tanpa diragukan lagi sangat berpengaruh bagi psikolog selama dan setelah waktunya, karena ide-idenya mengenai (untuk menyebutkan beberapa) perkembangan bawah sadar, psikoseksual, dan tentu saja id, ego, dan super ego. Namun, Jung juga akan memperkenalkan beberapa konsep paling terkenal di bidang psikologi termasuk arketipe, ketidaksadaran kolektif, kompleks, dan ekstraversi serta introversi.

Salah satu teks yang paling berpengaruh, Jenis Psikologis, mungkin adalah penyelidikan ilmiah pertama tentang psikologi kepribadian. Itu ilmiah karena didasarkan pada bukti - ratusan pasien ("studi kasus") yang dirawat dan dicatat selama praktiknya sebagai psikiater.


https://medium.com/@NathanZ/the-personality-psychology-series-part-3-e4dad0a1092d 
 Jung berteori bahwa ada 4 fungsi psikologis mendasar yang beroperasi dalam setiap individu: Berpikir, Merasa, Merasakan, dan Intuisi. Dia kemudian mengelompokkan 4 fungsi ini menjadi dua kelompok: Sensing dan Intuisi dalam kelompok fungsional "irasional", dan Berpikir dan Merasa ke dalam kelompok fungsional "rasional".

Anda mungkin sudah menebak apa fungsi-fungsi psikologis ini sebenarnya. Meskipun Anda mungkin mendekati sasaran, Jung memiliki definisi yang sangat spesifik, seringkali sulit dipahami untuk istilah-istilah ini. Tapi tidak apa-apa, saya akan memecahnya untuk Anda lebih halus dari smoothie blueberry pisang selai kacang.


Teori Jung mengatakan bahwa setiap orang menggunakan masing-masing dari 4 fungsi setiap hari, tetapi setiap individu lebih suka menggunakan satu fungsi daripada yang lain, dan karena itu memiliki kecenderungan untuk menggunakan satu fungsi sebagian besar waktu.

Jung juga berteori bahwa setiap orang memiliki kecenderungan untuk tidak hanya menggunakan satu fungsi tertentu, tetapi untuk mengarahkan fokus fungsi ini baik ke dalam maupun ke luar.

Jika minat seseorang umumnya diarahkan ke luar, ke dunia luar, acara yang objektif, orang-orang dan hal-hal, orang itu dapat dikatakan "extraverted."

Jika minat seseorang umumnya diarahkan ke dalam jauh dari tujuan dan menuju dunia internal yang subyektif, orang itu “tertutup.”

Setiap fungsi psikologis (berpikir, merasakan, merasakan, dan intuisi) dapat bersifat ekstravert atau introvert.

Kebanyakan orang umumnya menggunakan istilah extraverted dan introvert yang berarti “outgoing” dan “shy,” masing-masing, tetapi ini bukan bagaimana mereka awalnya dimaksudkan untuk digunakan. "Malu" dan "keluar" tidak dianggap sebagai karakteristik yang berguna untuk mengukur kepribadian, karena mereka berubah seiring waktu. Anda kemungkinan besar memperhatikan bahwa Anda menemukan diri Anda lebih terbuka beberapa hari daripada yang lain, dan bahkan sepanjang hidup Anda, Anda menjadi lebih atau kurang keluar di kali. Namun, kecenderungan alami seseorang untuk memfokuskan energi psikisnya, atau "libido", baik ke dalam maupun ke luar cenderung untuk berubah seiring waktu, seperti preferensi seseorang untuk menggunakan fungsi tertentu. Dan preferensi dan arahan itu, menurut Jung, adalah yang membuat kepribadian pada dasarnya unik dan stabil dalam diri seseorang.

Dengan pengaturan ini, kami sekarang memiliki 4 fungsi, masing-masing dengan dua orientasi, dengan total 8 tipe kepribadian!

Sensing Extraverted, bisa jadi salah satu orientasi kepribadian, misalnya. Atau Perasaan Introvert.

“Oke Nathan,” Anda mungkin berkata, “Tapi apa arti perasaan introvert? Apa tipe kepribadian saya? Akankah Heat mengalahkan Knicks malam ini ?? Apakah dolar akan semakin melemah ??? Akankah Stacy ikut dengan saya ke Prom ???? ”

Ya sobat, saya tidak bisa menjawab semua pertanyaan Anda, tetapi saya dapat memberi tahu Anda bahwa tidak, Stacy tidak akan pergi ke pesta dansa dengan Anda!

Hidup tidak semua mawar anak.

Toodles! 


Pada Bagian 4, kita melihat lebih dekat pada 4 fungsi psikologis dasar.

Ini bisa menjadi hal yang cukup membingungkan. Gagasan Jung sangat esoteris dan sulit dipahami, dan saya mencoba memahaminya sendiri. Dalam proses penulisan saya sedikit mencairkan teorinya, tetapi melakukan ini membantu saya keluar. Saya harap Anda mendapatkan sesuatu yang positif dari membaca artikel ini seperti yang saya lakukan menulisnya :) Biarkan saya tahu pemikiran / pertanyaan / komentar yang Anda miliki di bagian komentar!

Nama saya Nathan Zorndorf, dan saya adalah mantan programmer San Francisco yang tanpa batas waktu mendapatkan pekerjaan nyata dengan bepergian. Saya membaca, berpikir, dan menulis tentang Psikologi, Kencan & Hubungan, dan Buddhisme ketika saya tidak menggosok piring untuk kamar dan makan.


* CATATAN: Ingatlah bahwa dalam arti kata kepribadian yang paling umum dan abstrak, yang kami maksudkan adalah aspek-aspek seseorang yang relatif stabil sepanjang hidup mereka. Mengapa tidak memasukkan aspek seseorang yang berubah seiring waktu dalam definisi kepribadian kita? Kita bisa, dan ada definisi kepribadian yang menggunakan karakteristik yang berubah dari waktu ke waktu. Big 5 Personality Traits (keterbukaan, kesadaran, extraversion, agreeableness, dan neuroticism) adalah model kepribadian yang digunakan oleh beberapa psikolog. Dalam seri ini, kami menggunakan definisi kepribadian yang mengecualikan ciri-ciri yang berubah seiring waktu. Lihat artikel ini untuk alasan saya di balik pilihan ini.


SUMBER :
Terjemah dari :
https://medium.com/@NathanZ/the-personality-psychology-series-part-3-e4dad0a1092d

Seri Kepribadian, Bagian 1. Apa sih sih Kepribadian itu?

Definisi yang membantu akan memungkinkan kita untuk membangun teori yang menjelaskan banyak pola perilaku manusia yang berbeda dengan menemukan kesamaan antara banyak contoh berbeda dari fenomena yang diamati. Proses mengabstraksi pengamatan menjadi teori inilah yang memungkinkan kita untuk menghubungkan peristiwa masa lalu, dan memprediksi masa depan.

Sangat penting untuk menyadari bahwa kita tidak bisa tahu apa yang akan terjadi di masa depan, dan bahwa setiap prediksi yang kita buat hanyalah proyeksi. Proyeksi, yang merupakan konstruksi pikiran tidak nyata, karena hanya gambar yang mewakili realitas dan tidak akan pernah terwujud menjadi kenyataan persis seperti yang diperkirakan. Masa depan, banyak yang akan setuju, tidak sepenuhnya dapat dipahami, hanya hidup dalam pikiran kita sebagai ide dan gambar. Apa yang dapat dipahami hanyalah apa yang disadari oleh kesadaran kita saat ini.



Kepribadian adalah pola pemikiran karakteristik, perasaan, dan perilaku yang membedakan satu orang dari orang lain dan yang bertahan seiring waktu dan situasi.

Namun dari definisi ini jelas bahwa kepribadian hanya ada sebagai konsep teoritis yang berasal dari peristiwa masa lalu ("pola pemikiran karakteristik, perasaan, dan perilaku") dan membantu untuk memperhitungkan peristiwa masa depan ("bertahan dari waktu dan situasi").

Di masa kini, hanya ada fenomena sadar saat ini untuk dibicarakan. Mungkin itu adalah perasaan senang membengkak di dalam dua individu saat mereka berciuman untuk pertama kalinya. Mungkin itu adalah persepsi pertunjukan cahaya yang halus di acara musik langsung. Atau mungkin itu adalah frustrasi intelektual yang dirasakan seseorang saat dia menjelaskan pemikiran kepada seorang teman yang tidak "mengerti".

Tidak ada kepribadian dalam momen-momen tersebut, hanya fenomena yang dialami. Yang ada hanyalah perasaan, pikiran, sensasi, keinginan, pengalaman.

Karena itu, pada saat sekarang, konsep kepribadian tidak ada artinya. Namun, berteori dan mendiskusikan kepribadian memang membantu kita untuk memahami mengapa masa lalu terjadi seperti itu.

Misalnya, mengapa Anda merasa percaya diri, terlibat, dan bersemangat ketika berinteraksi dengan satu orang, sementara orang lain membuat Anda merasa lelah dan frustrasi? Mengapa satu orang lebih tertarik untuk berpikir tentang bagaimana susunan pembicara di sebuah pesta diatur, dan yang lain prihatin dengan perasaan teman-teman mereka? Mengapa satu orang merasa diri mereka tumbuh lebih besar, dan yang lain kurang berenergi seiring berjalannya malam? Teori kepribadian mencoba memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti ini, atau, paling tidak, mencari tahu apa, jika ada, blok bangunan mendasar yang membentuk berbagai kepribadian yang kita amati pada orang-orang di sekitar kita.

Ada kemungkinan bahwa teori kepribadian juga dapat membantu kita untuk mempersiapkan masa depan, dengan memungkinkan kita untuk menempatkan diri kita secara cerdas dan orang lain dalam situasi di mana kita paling produktif, terlibat, terinspirasi, dan puas. Penilaian kepribadian, seperti MBTI dan Penilaian Hogan, sudah digunakan masing-masing di militer dan beberapa perusahaan besar. Jika Anda tahu bahwa Anda adalah yang paling bahagia ketika bertemu orang baru, maka karier yang melibatkan banyak interaksi sosial (penjualan, layanan sosial) mungkin akan jauh lebih memuaskan daripada pekerjaan sebagai copy editor. Jika Anda tahu bahwa Anda menikmati menyelam ke dalam detail tentang bagaimana mesin bekerja sendiri, Anda mungkin tidak akan menemukan banyak kepuasan bekerja sebagai pencari bakat untuk label rekaman. Kadang-kadang keputusan ini jelas, dan di waktu lain, mereka tidak sejelas itu, yang, saya percaya, adalah di mana tipologi kepribadian dapat membantu kita membuat keputusan. Teori kepribadian dapat membantu membentuk tim yang efektif, dengan menyatukan orang-orang di mana kekuatan dan kelemahan masing-masing menyeimbangkan satu sama lain. Ini adalah contoh nyata, tetapi teori kepribadian dapat membantu memberikan jawaban untuk situasi yang lebih ambigu, seperti yang akan kita lihat.

Saya harap jelas bagaimana teori kepribadian adalah bidang yang berguna dan bermakna. Ini bisa sangat berlaku dalam membangun kehidupan yang sehat, seimbang, dan memuaskan, jika diambil dari sudut pandang holistik.

Biasanya keberatan pertama yang harus dilakukan kebanyakan orang terhadap pengetikan kepribadian adalah bahwa mereka tidak ingin “dimasukkan ke dalam” kepribadian tertentu, atau cara berperilaku. Ya ada bahaya bahwa seseorang mungkin secara sadar memaksa diri mereka berperilaku satu arah, ketika mereka akan merasa lebih alami berperilaku dengan cara lain. Jika seseorang tidak melakukan upaya sadar untuk menyelaraskan pikiran dan tindakan mereka dengan sifat sejati mereka (dan hanya setiap individu dapat mengatakan apa sifat itu), maka ini bisa terjadi.

Agar lebih efektif tetap sejalan dengan sifat sejati Anda, akan sangat membantu untuk mendekati setiap momen secara otentik. Dengan tetap fokus pada apa yang Anda rasakan, pikirkan, atau rasakan sekarang, Anda bebas untuk bertindak selaras dengan apa pun yang benar bagi keberadaan Anda di setiap momen. Akibatnya tidak ada alasan rasional untuk takut (walaupun ketakutan jarang rasional) label identitas sebagai "introvert" atau "ekstrovert," karena pada saat ini, Anda juga tidak. Momen ini, yang termasuk diri Anda, tidak dapat dilabeli. Dibutuhkan jumlah label yang tidak terbatas untuk menggambarkan Anda, dan bahkan label-label itu hanya berupa piksel pada layar, terdengar di udara. Suara-suara ini hanya memungkinkan Anda untuk mengabstraksikan ke dalam dunia pemikiran pengalaman nyata dan konkret yang membentuk kesadaran dan kehidupan seperti yang Anda ketahui.

Satu hal yang dapat disepakati sebagian besar orang adalah bahwa orang memiliki kepribadian yang unik, dan bertahan lama. Jika Anda tidak melihat teman Anda selama 10 tahun, Anda masih akan dapat mengenali kepribadiannya seperti apa yang dulu (kecuali penyakit mental atau perubahan fisik pada otak).

Ini karena otak masing-masing individu secara fisik unik. Setiap individu memiliki fisiologi yang berbeda, konsentrasi neuron yang berbeda di berbagai bagian otak, serta pengalaman formatif yang berbeda. Faktor-faktor ini, antara lain, bergabung untuk membentuk kepribadian kita.

Ini adalah harapan saya bahwa dengan menggunakan teori kepribadian Anda akan merasa lebih damai dengan set temperamen Anda. Anda juga dapat menemukan aspek diri Anda yang dapat dan tidak dapat diubah, dan kemudian dapat dengan bebas memutuskan aspek mana yang ingin Anda ubah, jika ada. Ini akan memungkinkan Anda untuk lebih efektif, dan dengan keyakinan yang lebih besar, mengejar apa pun yang Anda inginkan dalam hidup. Pada akhirnya tidak perlu mengetik secara psikologis untuk menerima diri Anda dengan percaya diri di setiap saat, dan mengejar apa yang Anda inginkan. Namun, secara pribadi, memisahkan aspek-aspek kepribadian saya yang tampaknya diperbaiki dari yang tidak memberi saya kepercayaan diri yang lebih besar, dan memungkinkan saya untuk mengatur hidup saya dengan cara yang membuat saya bahagia. Saya harap Anda akan menemukan manfaat positif yang serupa dari artikel ini!

SUMBER :
Terjemah dari :https://medium.com/@NathanZ/what-is-personality-8e3490692518


For more articles about psychology and personality, visit https://live-your-purpose.squarespace.com/
Originally published at live-your-purpose.squarespace.com.

23 Agu 2019

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI TUNAI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN PADA USAHA RUMAH MAKAN BANYUMILI RESTO YOGYAKARTA



BAB I
PENDAHULUAN

A.       Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah aset organisasi yang penting dan membuat sumber daya organisasi lainnya bekerja. Sumber daya manusia penting karena mempengaruhi efisiensi dan efektifitas organisasi.
Kompensasi merupakan balas jasa yang diberikan oleh organisasi / perusahaan kepada karyawan, yang dapat bersifat finansial maupun non finansial, pada periode yang tetap. Sistem kompensasi yang baik akan mampu memberikan kepuasan bagi karyawan dan memungkinkan perusahaan memperoleh, mempekerjakan, dan mempertahankan karyawan.
Bagi organisasi / perusahaan, kompensasi memiliki arti penting karena kompensasi mencerminkan upaya organisasi dalam mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan karyawannya. Pengalaman menunjukkan bahwa kompensasi yang tidak memadai dapat menurunkan prestasi kerja, motivasi kerja, dan kepuasan kerja karyawan, bahkan dapat menyebabkan karyawan yang potensial keluar dari perusahaan.
Dari pengertian diatas terlihat bahwa kompensasi merupakan alat pengikat    perusahaan   terhadap   karyawannya,   faktor   penarik   bagi calon karyawan dan faktor pendorong seseorang menjadi karyawan. Dengan demikian kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda organisasi/ perusahaan.
Pemberian kompensasi dalam organisasi merupakan sesuatu yang esensial karena terkait dengan perilaku, kinerja dan efektivitas tujuan organisasi. Sebuah perusahaan hendaknya memberikan kompensasi terhadap karyawannya secara tepat, artinya kompensasi yang diberikan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasar karyawannya.
Dengan demikian jelas bahwa perasaan mempengaruhi perilaku kerjanya seperti rajin, produktif, malas, tidak bersemangat dan sebagainya. Hasil kerja karyawan tercerminkan dari tinggi rendahnya kinerja karyawan secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Tinggi rendahnya kinerja karyawan berkaitan erat dengan sistem pemberian kompensasi yang diterapkan oleh lembaga atau organisasi tempat mereka bekerja. Pemberian kompensasi yang tidak tepat dapat berpengaruh terhadap peningkatan kinerja seseorang.
Pemberian kompensasi kepada karyawannya yang dilakukan oleh sebuah perusahaan yaitu BANYUMILI RESTO, yang beralamatkan di Godean Yogyakarta. Pada perusahaan ini diberlakukan system kompensasi bagi karyawan-karyawan pada tingkat pencapaian tertentu.
Oleh karena itu dilakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana pengaruh dari pemberian kompensasi agar produktivitas kerja karyawan meningkat yang berefek pula pada kepuasan pelanggan atau pengunjung Banyumili Resto.




B.       Rumusan Masalah
Bergerak di bidang kuliner perusahaan ini merupakan perusahaan yang mampu berkembang dan bertahan 10 tahun terakhir. Sebagai perusahaan rumah makan besar pasti selalu berusaha meningkatikan pelayanan dan mutu. Oleh sebab itu Banyumili Resro tentu memenuhinya dengan peningkatan mutu karyawan serta produktivitasnya. Dengan pemberian kompensasi ini salah satu pemeberian motivai kerja pada karyawan.
Berdasarkan uraian latar belakang, bahwa pemberian kompensasi tunai dalam suatu perusahaan sangat berpengaruh pada peningkatan produktivitas kerja karyawan, maka dari itu peneliti mengambil sebuah rumusan masalah yakni bagaimana pengaruh pemberian kompensasi secara tunai terhadap produktivitas kerja karyawan di Banyumili Resto ?

E.       Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini dengan maksud dan tujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemberian kompensasi tunai terhadap produktivitas kerja karyawan di UD. Erlangga 2.






BAB II
LANDASAN TEORI

1.    Teori Konsep Kompensasi
1.1    Pengertian Kompensasi
Dalam hubungannya dengan peningkatan kesejahteraan hidup para pegawai, suatu organisasi harus secara efektif memberikan kompensasi sesuai dengan beban kerja yang diterima pegawai. Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja pegawai/ dosen. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada pegawai perlu mendapat perhatian khusus dari fihak manajemen instansi agar motivasi para pegawai/ dosen dapat dipertahankan dan kinerja pegawai/ dosen diharapkan akan terus meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diadakan penelitian mengenai variabel yang berpengaruh terhadap kompensasi dan kinerja pegawai. Salah satu fenomena yang muncul dewasa ini adalah adanya kebijakan pemberian kompensasi yang cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan pegawai/ dosen sedangkan kompensasi itu sendiri adalah merupakan salah satu faktor untuk mendorong pegawai/ dosen agar memiliki kinerja yang tinggi.
Cascio (1993 ; 225) menyatakan bahwa kompensasi itu terbagi menjadi dua, terdapat kompensasi langsung maupun kompensasi tidak langsung. Kompensasi langsung terdiri dari gaji, uang transport, tunjangan hari raya, uang lembur, dan tunjangan langsung lainnya. Sedangkan kompensasi tidak langsung terdiri dari promosi jabatan, asuransi, tunjangan jabatan, dan mutasi.
Kompensasi merupakan salah satu faktor baik secara langsung atau tidak langsung mempengaruhi tinggi rendahnya motivasi dan kinerja pegawai/ dosen. Karena itu semestinya pemberian kompensasi kepada pegawai/ dosen perlu mendapat perhatian khusus dari fihak manajemen instansi agar motivasi para pegawai/ dosen dapat dipertahankan dan kinerja dosen diharapkan akan terus meningkat. Berkaitan dengan hal tersebut perlu diadakan penelitian mengenai variabel yang berpengaruh terhadap kinerja pegawai/ dosen. Salah satu fenomena yang muncul dewasa ini adalah adanya kebijakan pemberian kompensasi yang cenderung masih belum sepenuhnya sesuai dengan harapan pegawai sedangkan kompensasi itu sendiri adalah merupakan salah satu faktor untuk mendorong pegawai/ dosen agar memiliki kinerja yang tinggi.
Dari berbagai pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem kompensasi adalah kompensasi yang diberikan kepada pegawai atas dasar prestasi kerjanya. Sistem kompensasi tersebut meliputi:
a.    Upah potongan (piecework)
Upah potongan (piecework), yaitu pemberian kompensasi berdasarkan jumlah hasil pekerjaan pegawai yang dinyatakan dalam unit produksi. Dasar penghitungan ialah bahwa makin banyak unit produksi yang dihasilkan, makin tinggi pula kompensasi yang diterimanya. Sistem ini tidak dapat diterapkan pada pegawai bagian administrasi, atau pada pekerjaan yang telah ditentukan.
b.    Komisi
Komisi yaitu imbalan yang diberikan kepada pegawai disamping memperoleh gaji pokok, juga diberikan kompensasi karena keberhasilannya melaksanakan tugas, atau pegawai yang memperoleh penghasilannya semata-mata berupa komisi.
c.    Bonus
Bonus, yaitu imbalan yang diberikan kepada pegawai yang mampu bekerja sedemikian rupa sehingga tingkat produktivitas yang berlaku terlampui. Bonus dibayar secara eksklusif kepada para eksekutif atau kepada semua pegawai. Ada tiga cara pemberian bonus yaitu: pertama, berdasarkan jumlah unit produksi yang dihasilkan dalam kurun waktu tertentu, jika jumlah produksinya melebihi jumlah yang telah ditetapkan, pegawai menerima bonus atas kelebihan jumlah yang dihasilkan. Kedua, apabila terjadi penghematan waktu, yaitu jika pegawai dapat menyelesaikan tugas dalam waktu yang lebih singkat dari waktu yang seharusnya, dengan alasan bahwa dengan menghemat waktu, lebih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan dan ketiga, berdasarkan perhitungan progresif, yaitu jika pegawai makin lama makin mampu memproduksikan barang dalam jumlah yang semakin besar, makin besar pula bonus yang diterimanya untuk setiap kelebihan produksi yang dihasilkannya.
Kurva kematangan (maturity curve), yaitu bagi organisasi yang mengerjakan tenaga teknikal dan profesional ilmiah. Apabila ada tenaga kerja profesional yang karena masa kerja dan golongan pangkat serta gaji tidak bisa mencapai pangkat dan penghasilan yang lebih tinggi lagi, dibuat suatu kurva prestasi kerja. Jika kurva tersebut menunjukan bahwa prestasi kerja mereka lebih besar dari prestasi kerja normal diberikan kompensasi tertentu. Dengan demikian meskipun golongan pangkat dan gaji yang sudah maksimal, penghasilan riilnya masih dapat ditingkatkan.
d.    Bagian laba
Bagi laba atau keuntungan, yaitu kompensasi yang diberikan berdasarkan sesuatu rumus yang telah ditetapkan yang dirancang berdasarkan profitabilitas atau keuntungan suatu perusahaan atau organisaasi.
e.    Bagi produksi
Bagi produksi, yaitu kompensasi yang diberikan kepada produktivitas kelompok, jika produktivitas kelompok mampu melampaui target produksi normal maka diberikan bonus.
Kompensasi adalah seluruh imbalan yang diterima karyawan atas hasil kerja karyawan tersebut pada organisasi. Ini bisa berupa fisik maupun non fisik dan harus dihitung dan diberikan kepada karyawan sesuai dengan pengorbanan yang telah diberikannya kep perusahaan tempat ia bekerja.
Perusahaan dalam memberikan kompensasi kepada para pekerja terlebih dahulu melakukan penghitungan kinerja dengan membuat sistem penilaian kinerja yang adil. Sistem tersebut umumnya berisi kriteria penilaian setiap pegawai yang ada misalnya mulai dari jumlah pekerjaan yang bisa diselesaikan, kecepatan kerja, komunikasi dengan pekerja lain, perilaku, pengetahuan atas pekerjaan, dan lain sebagainya.
Para karyawan mungkin akan menghitung-hitung kinerja dan pengorbanan dirinya dengan kompensasi yang diterima. Apabila karyawan merasa tidak puas dengan imbalan yang didapat, maka dia dapat mencoba mencari pekerjaan lain yang memberi imbalan lebih baik. Hal itu cukup berbahaya bagi perusahaan apabila pesaing merekrut atau membajak karyawan yang merasa tidak puas tersebut karena dapat membocorkan rahasia perusahaan atau organisasi.
Kompensasi yang baik akan memberi beberapa efek positif pada organisasi / perusahaan sebagai berikut di bawah ini :
a.    mendapatkan karyawan berkualitas baik,
b.    memacu pekerja untuk bekerja lebih giat dan meraih prestasi gemilang,
c.    memikat pelamar kerja berkualitas dari lowongan kerja yang ada,
d.    mudah dalam pelaksanaan dalam administrasi maupun aspek hukumnya,
e.    memiliki keunggulan lebih dari pesaing / kompetitor.
Ada 3 teori yang melatarbelakangi kompensasi pekerja, yaitu :
1.    Teori Ekonomi Pasar
Teori ekonomi pasar adalah penciptaan suatu harga upah atau bayaran yang didasarkan atas kekuatan tawar-menawar negosiasi, atau negoisasi antara para pekerja, pegawai, karyawan, buruh, dan sebagainya dengan pihak manajemen perusahaan.
2.    Teori Standar Hidup
Teori standar hidup adalah suatu sistem kompensasi di mana upah atau gaji ditentukan dengan menyesuaikan dengan standar hidup layak, dimana para pekerja dapat menikmati hidup dengan damai, mana, tentram dan sejahtera mencakup jaminan pensiun di hari tua, tabungan, pendidikan, tempat tinggal, transportasi dan lain sebagainya.
3.    Teori Kemampuan Membayar
Teori kemampuan membayar adalah suatu sistem penentuan besar kecil kompensasi yang diberikan kepada para pekerja dengan menyesuaikannya dengan tingkat pendapatan dan keuntungan perusahaan. Ketika perusahaan sedang berjaya, maka karyawan diberikan tambahan imbalan. Tetapi jika perusahaan mengalami kerugian, maka pegawai juga akan mendapat pengurangan imbalan.
1.2    Fungsi Kompensasi
Dari pengertian diatas terlihat bahwa kompensasi merupakan alat pengikat perusahaan terhadap karyawannya, faktor penarik bagi calon karyawan dan faktor pendorong seseorang menjadi karyawan. Dengan demikian kompensasi mempunyai fungsi yang cukup penting di dalam memperlancar jalannya roda organisasi/ perusahaan. Menurut Martoyo (1994), fungsi kompensasi adalah :

a.    Penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif
Kompensasi yang tinggi pada seorang karyawan mempunyai implikasi bahwa organisasi memperoleh keuntungan dan manfaat maksimal dari karyawan yang bersangkutan karena besarnya kompensasi sangat ditentukan oleh tinggi/rendahnya produktivitas kerja karyawan yang bersangkutan. Semakin banyak pegawai yang diberi kompensasi yang tinggi berarti semakin banyak karyawannya yang berprestasi tinggi. Banyaknya karyawan yang berprestasi tinggi akan mengurangi pengeluaran biaya untuk kerja-kerja yang tidak perlu (yang diakibatkan oleh kurang efisien dan efektifitasnya kerja). Dengan demikian pemberian kompensasi dapat menjadikan penggunaan SDM secara lebih efisien dan lebih efektif.
b.    Mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi
Sistem pemberian kompensasi yang baik secara langsung dapat membantu stabilitas organisasi dan secara tidak langsung ikut andil dalam mendorong stabilitas dan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya pemberian kompensasi yang kurang baik dapat menyebabkan gejolak di kalangan karyawan akibat ketidakpuasan. Pada gilirannya gejolak ketidakpuasan ini akan menimbulkan kerawanan ekonomi.
1.3    Tujuan Kompensasi
Sebagai bagian dari manajemen SDM, pemberian kompensasi bertujuan untuk:
a.    Memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan
Salah satu cara organisasi untuk memperoleh karyawan yang memenuhi persyaratan (qualified) dapat dilakukan dengan pemberian sistem kompensasi. Sistem kompensasi yang baik merupakan faktor penarik masuknya karyawan qualified. Sebaliknya, sistem kompensasi yang buruk dapat mengakibatkan keluarnya karyawan yang qualified dari suatu organisasi. Sebagai contoh, eksodus secara besar-besaran karyawan dari perusahaan A ke perusahaan B merupakan indikasi lebih baiknya sistem kompensasi yang ada pada perusahaan B daripada perusahaan A.
b.    Mempertahankan Karyawan yang ada
Eksodus besar-besaran karyawan ke perusahaan lain juga menunjukkan betapa besarnya peranan kompensasi dalam mempertahankan karyawan yang qualified. Sistem kompensasi yang kurang baik dengan iklim usaha yang kompetitif dapat menyulitkan organisasi/perusahaan dalam mempertahankan karyawannya yang qualified.
c.    Menjamin Keadilan
Pemberian kompensasi yang baik juga bertujuan untuk menjamin keadilan. Dalam arti, perusahaan memberikan imbalan yang sepadan untuk hasil karya atau prestasi kerja yang diberikan pada organisasi. Administrasi pengupahan dan penggajian berusaha untuk memenuhi prinsip keadilan. Keadilan atau konsisten internal dan eksternal sangat penting diperhatikan dalam penentuan tingkat konpensasi.
d.    Menghargai perilaku yang diinginkan
Besar kecilnya pemberan kompensasi juga menunjukkan penghargaan organisasi terhadap perilaku karyawan yang diinginkan. Bila karyawan berperilaku sesuai dengan harapan organisasi, maka penilaian kinerja yang diberikan akan lebih baik daripada karyawan yang berperilaku kurang sesuai dengan harapan organisasi. Pemberian nilai kinerja yang baik diiringi dengan pemberian kompensasi yang baik dapat meningkatkan kesadaran karyawan bahwa perilakunya dinilai dan dihargai sehingga karywan akan selalu berusaha memperbaiki perilakunya.
e.    Mengendalikan biaya-biaya
Dalam jangka pendek, pemberian kompensasi pada karyawan yang berprestasi akan memperbesar biaya. Namun secara jangka panjang, kerja karyawan yang lebih efektif dan efisien akibat pemberian kompensasi yang baik dapat mengendalikan biaya-biaya yang tidak perlu. Organisasi sering kali mengeluarkan biaya-biaya yang tidak perlu akibat rendahnya produktifitas atau kurang efekif dan efisiennya kerja karyawan. Seringkali biaya yang tidak perlu ini besarnya melebihi biaya tetap. Pemberian komensasi yang baik diharapkan dapat mendorong karyawan untuk lebih produktif dan lebih efisien serta efektif dalam bekerja sehingga organisasi dapat memperkecil atau mengendalikan biaya-biaya yang harus dikeluarkan dan memperbesar pemasukannya.
f.        Memenuhi peraturan-peraturan legal
Selain lima tujuan di atas, kompensasi juga bertujuan untuk memenuhi peraturan-peraturan legal seperti Upah Minimum Rata-rata (UMR), Ketentuan Lembur, Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), Asuransi Tenaga Kerja (Astek) dan fasilitas lainnya.
Sejalan dengan hal tersebut, Martoyo (1994) berpendapat bahwa tujuan kompensasi adalah :
1.  Pemenuhan kebutuhan ekonomi karyawan atau sebagai jaminan economic security bagi karyawan.
2.    Mendorong agar karyawan lebih baik dan lebih giat.
3.    Menunjukkan bahwa perusahaan mengalami kemajuan.
4.    Menunjukkan penghargaan dan perlakuan adil organisasi terhadap karyawannya (adanya keseimbangan antara input yang diberikan karyawan terhadap perusahaan dan output atau besarnya imbalan yang diberikan perusahaan kepada karyawan).

1.4    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompensasi
Dalam pemberian kompensasi, terdapat sejumlah faktor yang mempengaruhinya. Secara garis besar faktor-faktor tersebut terbagi tiga, yaitu faktor intern organisasi, pribadi karyawan yang bersangkutan, dan faktor ekstern pegawai organisasi.
a.    Faktor Intern Organisasi
Contoh faktor intern organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi adalah dana organsasi, dan serikat pekerja.
1.         Dana Organisasi
Kemampuan organisasi untuk melaksanakan kompensasi tergantung pada dana yang terhimpun untuk keperluan tersebut. Terhimpunnya dana tentunya sebagai akibat prestasi-prestasi kerja yang telah ditujukan oleh karyawan. Makin besarnya prestasi kerja maka makin besar pula keuntungan organisasi/perusahaan. Besanya keuntungan perusahaan akan memperbesar himpunan dana untuk kompensasi, maka pelaksanaan kompensasi akan makin baik. Begitu pula sebaliknya.
2.         Serikat pekerja
Para pekerja yang tergabung dalam seikat pekerja juga dapat mempengaruhi pelaksanaan atau penetapan kompensasi dalam suatu perusahaan. Serikat pekerja dapat menjadi simbol kekuatan pekerja di dalam menuntut perbaikan nasib. Keberadaan serikat pekerja perlu mendapatkan perhatian atau perlu diperhitungkan oleh pihak manajemen.



b.    Faktor Pribadi Karyawan
Contoh faktor pribadi karyawan yang mempengaruhi besarnya pemberian kompensasi adalah produktifitas kerja, posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman serta jenis dan sifat pekerjaan.
1.    Produktifitas kerja
Produktifitas kerja dipengaruhi oleh prestasi kerja. Prestasi kerja merupakan faktor yang diperhitungkan dalam penetapan kompensasi. Pengaruh ini memungkinkan karyawan pada posisi dan jabatan yang sama mendapatkan kompsasai yang berbeda. Pemberian kompesasi ini dimaksud untuk meningkatkan produktifitas kerja karyawan.
2.    Posisi dan Jabatan
Posisi dan jabatan berbeda berimplikasi pada perbedaan besarnya kompensasi. Posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi menunjukkan keberadaan dan tanggung jawabnya dalam hierarki organisasi. Semakin tinggi posisi dan jabatan seseorang dalam organisasi, semakin besar tanggung jawabnya, maka semakin tinggi pula kompensasi yang diterimanya. Hal tersebut berlaku sebaliknya.
3.    Pendidikan dan Pengalaman
Selain posisi dan jabatan, pendidikan dan pengalaman kerja juga merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya kompensasi. Pegawai yang lebih berpengalaman dan berpndidikan lebih tinggi akan mendapat kompensasi yang lebih besar dari pegawai yang kurang pengalaman dan atau lebih rendah tingkat pendidikannya. Pertimbangan faktor ini merupakan wujud penghargaan organisasi pada keprofesionalan seseorang. Pertimbangan ini juga dapat memacu karyawan untuk meningkatkan pengetahuannya.

4.    Jenis dan Sifat Pekerjaan
Besarnya kompensasi pegawai yang bekerja di lapangan berbeda dengan      pekerjaan yang bekerja dalam ruangan, demikian juga kompensasi untuk pekerjaan klerikal akan berbeda dengan pekerjaan adminsitratif. Begitu pula halnya dengan pekerjaan manajemen berbeda dengan pekerjaan teknis. Pemberian kompensasi yang berbeda ini selain karena pertimbangan profesioalisme pegawai juga kerena besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikul oleh pegawai yang bersangkutan. Sebagai contoh, dikebanyakan organisasi/perusahaan pegawai yang bertugas di lapangan biasanya mendaptkan kompenasai antara 2 – 3 kali lipat dari pekerjaan di dalam ruangan/kantor. Besarnya kompensasi sejalan dengan besarnya resiko dan tanggung jawab yang dipikulnya.
c.    Faktor Ekstern
Contoh faktor ekstern pegawai dan organisasi yang mempengaruhi besarnya kompensasi adalah sebagai berikut :
1.        Penawaran dan Permintaan kerja
Mengacu pada hukum ekonomi pasar bebas, kondisi dimana penawaran (supply) tenaga kerja ebih dari permintaan (demand) akan menyebabkan rendahnya kompensasi yang diberikan. Sebaiknya bila kondisi pasar kerja menunjukkan besarnya jumlah permintaan tenaga kerja sementara penawaran hanya sedikit, maka kompensasi yang diberikan akan besar. Besarnya nilai kompensasi yang ditawarkan suatu organisasi merupakan daya tarik calon pegawai untuk memasuki organisasi tersebut. Namun dalam keadaan dimana jumlah tenaga kerja lebih besar dari lapangan kerja yang tersedia, besarnya kompensasi sedikit banyak menjadi terabaikan.


2.      Biaya hidup
Besarnya kompensasi terutama upah/gaji harus disesuaikan dengan besarnya biaya hidup (cost of living). Yang dimaksud biaya hidup disini adalah biaya hidup minimal. Paling tidak kompensasi yang diberikan harus sama dengan atau di atas biaya hidup minimal. Jika kompensasi yang diberikan lebih rendah dari biaya hidup minimal, maka yang terjadi adalah proses pemiskinan bangsa.
3.      Kebijaksanaan Pemerintah
Sebagai pemegang kebijakan, pemerintah berupaya melindungi rakyatnya dari kesewenang-wenangan dan keadilan. Dalam kaitannya dengan kompensasi, pemerintah menentukan upah minimum, jam kerja/hari, untuk pria dan wanita, pada batas umur tertentu. Dengan peraturan tersebut pemerintah menjamin berlangsungnya proses pemakmuran bangsa hingga dapat mencegah praktek-praktek organisasi yang dapat memiskinkan bangsa.
4.      Kondisi Perekonomian Nasional
Kompensasi yang diterim oleh pegawai di negara-negara maju jauh lebih besar dari yang diterima negara-negara berkembang dan atau negara miskin. Besarnya rata-rata kompensasi yang diberikan oleh organsasi-organisasi dalam suatu negara mencerminkan kondisi perekonomian negara tersebut dan penghargaan negara terhadap sumber daya manusianya.
2.    Produktivitas Karyawan
2.1    Definisi Produktivitas
Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian produksi terutama dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivitas secara finansial adalah pengukuran produktivitas atas output dan input yang telah dikuantifikasi. Suatu perusahaan industri merupakan unit proses yang mengolah sumber daya (input) menjadi output dengan suatu transformasi tertentu. Dalam proses inilah terjadi penambahan nilai lebih jika dibandingkan sebelum proses.
Produktivitas tenaga kerja adalah salah satu ukuran perusahaan dalam mencapai tujuannya. Sumber daya manusia merupakan elemen yang paling strategik dalam organisasi, harus diakui dan diterima oleh manajemen. Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan oleh manusia (Siagian, 2002, p.2). Oleh karena itu tenaga kerja merupakan faktor penting dalam mengukur produktivitas. Hal ini disebabkan oleh dua hal, antara lain; pertama, karena besarnya biaya yang dikorbankan untuk tenaga kerja sebagai bagian dari biaya yang terbesar untuk pengadaan produk atau jasa; kedua, karena masukan pada faktor-faktor lain seperti modal (Kussriyanto, 1993, p.1).
Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sondang P. Siagian bahwa produktivitas adalah: “Kemampuan memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya dari sarana dan prasarana yang tersedia dengan menghasilkan output yang optimal bahkan kalau mungkin yang maksimal.”
Banyak hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa produktivitas sangat dipengaruhi oleh faktor: knowledge, skills, abilities, attitudes, dan behaviours dari para pekerja yang ada di dalam organisasi sehingga banyak program perbaikan produktivitas meletakkan hal-hal tersebut sebagai asumsi-asumsi dasarnya (Gomes, 1995, p.160).
Pengertian lain dari produktivitas adalah suatu konsep universal yang menciptakan lebih banyak barang dan jasa bagi kehidupan manusia, dengan menggunakan sumber daya yang serba terbatas (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.137).
Menurut Manuaba (1992) peningkatan produktivitas dapat dicapai dengan menekan sekecil-kecilnya segala macam biaya termasuk dalam memanfaatkan sumber daya manusia (do the right thing) dan meningkatkan keluaran sebesar-besarnya (do the thing right). Dengan kata lain bahwa produktivitas merupakan pencerminan dari tingkat efisiensi dan efektivitas kerja secara total (Tarwaka, Bakri, dan Sudiajeng, 2004, p.138).
Menurut Sinungan, (2003, p.12), secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang atau jasa) dengan masuknya yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa. Produktivitas juga diartikan sebagai:
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil.
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja orang.
2.2    Definisi Produktivitas Karyawan
Setiap organisasi baik berbentuk perusahaan maupun lainnya akan selalu berupaya agar para anggota atau pekerja yang terlibat dalam kegiatan organisasi dapat memberikan prestasi dalam bentuk produktivitas kerja yang tinggi untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Produktivitas karyawan adalah perbandingan antara hasil yang dicapai dengan peran serta tenaga kerja persatuan waktu (per-jam, per-orang). Peran serta tenaga kerja adalah penggunaan sumber daya yang efisien dan efektif.
Seorang tenaga kerja dinilai produktif jika ia dapat menghasilkan output yang lebih banyak dibandingkan tenaga kerja lain dalam satuan waktu yang sama atau jika orang itu menghasilkan output yang sama dengan memakai sumber daya lebih sedikit.
2.3    Unsur-unsur dalam Penilaian Produktivitas Kerja
Di dalam produktivitas kerja terdapat unsur pokok yang merupakan kriteria untuk menilainya. Ketiga unsur tersebut adalah :
a.    Semangat kerja
Unsur semangat kerja dapat diartikan sebagai sikap mental para pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya, dimana sikap mental ini ditunjukan oleh adanya kegairahan dalam melaksanakan tugas dan mendorong dirinya untuk bekerja secara lebih baik dan lebih produktif. Sehingga apabila kondisi yang demikian dapat dijaga dan dikembangkan terus menerus, tidak mustahil upaya untuk meningkatkan produktivitas kerja akan dapat tercapai. Untuk menilai semangat kerja karyawan dapat dilihat dari tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugas pekerjaanya.
b.    Cara kerja
Cara atau metode kerja pegawai dalam melaksanakan tugas pekerjaannya dapat dilihat melalui kesediaan para pegawai untuk bekerja secara efektif dan efisien.
c.    Hasil kerja
Hasil kerja merupakan hasil yang diperoleh dari pekerjaan yang dilaksanakan oleh karyawan. Hasil kerja yang diperoleh oleh pegawai merupakan prestasi kerja pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Hasil kerja ini dapat dilihat dari jumlah atau frekuensi di atas standar yang ditetapkan. Hal ini menandakan bahwa karyawan tersebut produktif di dalam menyelesaikan tugas-tugas pekerjaannya.
Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa produktivitas kerja pegawai dapat diukur dengan adanya semangat kerja dari pegawai dalam menyelesaikan setiap tugas yang dibebankannya, dengan selalu berdasarkan pada cara kerja atau metode kerja yang telah ditetapkan sehingga akan diperoleh hasil kerja yang memuaskan.
2.4    Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Tenaga Kerja
Perusahaan mempunyai peranan yang sangat besar terhadap produktivitas kerja karyawan. Perusahaan harus dapat menjaga agar prodiktivitas kerja karyawan tidak megalami penurunan dari waktu sebelumnya. Untuk dapat mengetaui turun atau tidaknya produktivitas perusahaan harus dapat membuat standar kerja yang ditetapkan oleh pihak perusahaan dengan standar kerja. Menurut Sukarna (1993:41), faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu :
a. Kemampuan dan ketangkasan karyawan.
b. Managerial skill atau kemampuan pimpinan perusahaan.
c. Lingkungan kerja yang baik.
d. Lingkungan masyarakat yang baik.
e. Upah kerja.
f. Motivasi pekerja untuk meraih prestasi kerja.
g. Disiplin kerja karyawan.
h. Kondisi politik atau keamanan, dan ketertiban negara.
i. Kesatuan dan persatuan antara kelompok pekerja.
j. Kebudayaan suatu negara.
k. Pendidikan dan pengalaman kerja.
l. Kesehatan dan keselamatan kerja karyawan.
m. Fasilitas kerja.
n. Kebijakan dan sistem administrasi perusahaan.
Pengaruh produktivitas kerja terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Suatu perusahaan dapat meningkatkan produktivitas. Hal ini perlu dilakukan agar perusahaan tersebut dapat melangsungkan kegiatan operasionalnya di masa yang akan datang. Tujuan peningkatan produktivitas ini dapat dilihat dari beberapa sisi, bagi suatu perusahaan peningkatan produktivitas ini mempunyai tujuan antara lain:
1. agar perusahaan tersebut mempunyai daya saing pasar,
2. untuk menjamin kelangsungan kegiatan di perusahaan tersebut,
3. untuk dapat meningkatkan kesejahteraan karyawan,
4. agar perusahaan tersebut memungkinkan memperluas perusahaan,
5. agar perusahaan tersebut dapat meningkatkan volume produksinya.
Sedangkan untuk tingkat individu, tujuan dan peningkatan produktivitas ini adalah untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan serta mempunyai kesempatan untuk berperan aktif di dalam perusahaan. Peningkatan produktivitas karyawan dapat dilihat dari bentuk :
a)   jumlah produksi meningkat dengsn menggunakan masukan yang sama,
b) jumlah produksi meningkat yang dicapai dengan menggunakan masukan yang turun,
c)  jumlah produksi yang lebih besar yang diperoleh dengan tambahan masukan yang relatif kecil.
Dari pembahasan di atas perusahaan akan dengan mudah mencapai tujuannya dengan adanya produktivitas kerja yang tinggi dari karyawan perusahaan tersebut. Dengan adanya pemberian insentif maka pengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan akan sangat mendorong pencapaian tujuan perusahaan itu sendiri dan pemberian insentif ini merupakan salah satu factor dapat mempengaruhi produktivitas kerja.
2.5    Pengukuran Produktivitas Tenaga Kerja
Pengukuran produktivitas kerja pada dasarnya digunakan untuk mengetahui sejauhmana tingkat efektivitas dan efisiensi kerja karyawan dalam menghasilkan suatu hasil. Dalam usaha untuk dapat mengukur tingkat kemampuan karyawan dalam mencapai sesuatu hasil yang lebih baik dan ketentuan yang berlaku (kesuksesan kerja). Tingkat produktivitas kerja karyawan yang dapat diukur adalah :
a.  Penggunaan waktu
Penggunaan waktu kerja sebagai alat ukur produktivitas kerja karyawan meliputi :
1.    Kecepatan waktu kerja.
2.    Penghematan waktu kerja.
3.    Kedisiplinan waktu kerja.
4.    Tingkat absensi.
b. Output yaitu hasil produksi karyawan yang diperoleh sesuai produk yang diinginkan perusahaan.
Pengukuran produktivitas digunakan sebagai sarana untuk menganalisa dan mendorong dan efisiensi produksi. Manfaat lain adalah untuk menentukan target dan kegunaan praktisnya sebagai patokan dalam pembayaran upah karyawan. Tujuan pengukuran produktivitas adalah membandingkan hasil hal-hal berikut :
1)   Pertambahan produksi dari waktu ke waktu.
2)   Pertambahan pendapatan dari waktu ke waktu.
3)   Pertambahan kesempatan kerja dari waktu ke waktu.
4)   Jumlah hasil sendiri dengan orang lain.
5)   Komponen prestasi utama sendiri dengan komponen prestasi utama orang lain.











BAB III
ANALISA DAN PEMBAHASAN
A. Struktur Organisasi
 
 

 
 



B. Visi dan Misi Banyumili Resto
Visi :
Menjadi Restoran berkelas dengan menu makanan yang lezat dan menjadi tempat berkumpul yang asyik dengan danau untuk tempat pemancingan dan tempat yang asyik untuk liburan keluarga.
Misi :
a. menyediakan menu yang sehat dan organic untuk pengunjung. Dengan kapasits ruang hingga 500pengunjung.
b. menjadi satu-satunya restoran dengan gedung acara terbuka dengan danau terawatt dan indah.
c. turut serta dalam mengembangkan tempat rekreasi Yogyakarta.
C. Analisa Jabatan
1. Pimpinan perusahaan
Merupakan pemegang kendali penuh atas beroperasinya Banyumili Resto. Menjadi penentu dan pengambil keputusan mengenai hal-hal umum yang penting.
2. manajer
Menjadi penanggung jawab yang selalu sedia di tempat. Menjadi pengontrol langsung di tempat kerja, serta bertanggung jawab atas kinerja karyawan.
3. Kasir/Service/Cooker
Bagian ini merupakan ujung tombak perusahaan yang melakukan interaksi langsung dengan konsumen. Dan dari karyawan bagian-bagian inilah produktivitas di maksmimalkan.









BAB IV
PERMASALAHAN
A.  Metode Penelitian
1)   Wawancara
Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya. Wawancara ini digunakan bila ingin mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam serta jumlah responden yang sedikit.
2)   Observasi
Observasi adalah pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung ke obyek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan. Pengamatan ini dapat dilakukan sesaat ataupun dapat diulang.
B. Hasil Analisis
Peneliti melakukan kunjungan secara langung untuk mengobservasi keadaan dan lingkungan kerja karyawan Banyumili resto, yang terletak di Perum Griya Mahkota Jalan Godean KM 4 Sleman Yogyakarta. Dengan metode observasi langsung diharapkan data yang didapatkan peneliti lebih akurat. Sehingga peneliti melakukan interaksi langsung dengan karyawan-karyawan Banyumili Resto.
Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa fasilitas yang diterima oleh karyawan baik kasir maupun cooker dan service cukup memadai. Mengingat semua karyawan berasal dari luar kota Yogyakarta, sehingga pimpinan menyediakan mess atau tempat tinggal untuk karyawan Banyumili Resto. Hal ini merupakan wujud dari kompensasi perusahaan.
Beberapa karyawan yang diinterview juga menunjukkan bahwa mereka rata-rata sudah bekerja lebih dari 3tahun. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat produktivitas mereka meningkat. Sebagian juga mengaku mendapat kompensasi tunai setiap bulannya diluar gaji pokoknya. Dan dari dta yang diberikan manajer Banyumili menunjukkan data peningkatan produksi dan pengunjung yang signifikan dari tahun ke tahun.
Dari hasil keseluruhan obervasi penulis menyimpulkan bahwa karyawan pada Banyumili Resto menunjukkan bahwa kompensasi yang diberikan perusahaan, baik secara tunai maupun material memberikan efek yang positif untuk meningkatkan produktifitas kerja. Karyawan merasa diayomi dan betah karna dengan pemberian kompensasi berupa mess misalnya, karyawan sudah tidak perlu kerepotan untuk memikirkan tempat tinggal. Sehingga kemungkinan untuk resign kerja dan mengurangi produktivitas kerja bisa ditekan perusahaan.


BAB V
KESIMPULAN
A. SARAN
Berdasarkan hasil dari observasi dan interview penulis di perusahaan Banyumili Resto, maka adapun hal-hal yang bisa penulis sarankan kepada perusahaan ialah sebagai berikut;
a. Dengan kepuasan yang diciptakan di lingkungan kerja sebaiknya tetap dipertahankan dan diberikan kompensasi yang terus sesuai. Karna tidak dipungkiri bahwa kebutuhan hidup karyawan naik diiringi dengan pengunjung resto yang meningkat sebaiknya penaikkan mutu karyawan juga diperhatikan.
b. Sebaiknya system organisasi danstrukturnya lebih dibenahi dengan penambahan bagian promotion dan penanggung jawab tentu akan menstabilkan operasional kerja perusahaan.
B. KESIMPULAN
setelah semua rumuan masalah, observasi dan interview dilakukan, maka penulis telah membuat beberapa kesimpulan hasil dari penelitian ini, adapaun poinnya sebagai berikut;
a. Dengan adaya kompensasi tunai kinerja karyawan dapat di tingkatkan. Karna karyawan termotivai untuk melakukan aktifitas kerja yang memberikan untuk pada perusahaan agar ia mendpatkan untuk juga berupa intensif / kmpensasi tunai.
b. pemberian fasilitas mess bagi karyawan luar kota terbukti memberikan efek terikat untuk karyawan Banyumili Resto karna kemudahan kompensasi non tunai ini karyawan mampu memberikan kinerja yang produktif.

DAFTAR PUSTAKA

. Manajement Control System:Sistem Pengendalian Manajemen Jilid I.
Jakarta: Salemba Empat _______. 2005.
 Manajement Control System:Sistem Pengendalian Manajemen Jilid II.
Jakarta: Salemba EmpatDessler, Pontas M. 2006.
 Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Kesepuluh Jilid I.
Jakarta: PT Indeks _______. 2007.
 Manajemen Sumber Daya Manusia: Edisi Kesepuluh Jilid 2.
Jakarta: PT IndeksGomes, Faustino Cardoso. 1999.
 Manajemen Sumber Daya Manusia.
Yogjakarta.Andi OffsetHandoko, T. Hani. 2010.
Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia Edisi 2.
Teori Upah dan Kompensasi dalam Manajemen Fromhttp://ireztia.com/2010/02/06/teori-upah-dan-kompensasi-dalam-manajemen-sdm/Krisna, N.L. 2007.