PSIKOLOGI
KESEHATAN MENTAL
Seseorang bisa dikatakan
sehat apabila secara raga dan jiwanya sehat. Jika raga seseorang sehat tapi
jiwanya tidak, sama saja seperti orang yang sakit. Jiwa yang dimaksudkan disini
adalah psikis seseorang, termasuk mentalnya.Itu mengapa adanya kesehatan
mental.Karena untuk menjadi sehat secara utuh diperlukan tidak hanya sehat
fisik tapi juga sehat mental. Berikut ini saya akan menguraikan beberapa hal
mengenai kesehatan mental.
PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL
Istilah “kesehatan mental” diambil dari
konsep mental hygiene. Kata
“mental” diambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam
bahas latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Mental
hygienemerujuk pada pengembangan dan aplikasi seperangkat
prinsip-prinsip praktis yang diarahkan kepada pencapaian dan pemeliharaan unsur
psikologis dan pencegahan dari kemungkinan timbulnya kerusakan mental atau
malajudjusment. Kesehatan mental terkait dengan;
1) bagaimana kita memikirkan, merasakan
menjalani kehidupan sehari-hari
2) bagaimana kita memandang diri
sendiri dan sendiri dan orang lain, dan
3) bagaimana kita mengevaluasi berbagai
alternatif dan mengambil keputusan.
Seperti halnya kesehatan fisik, kesehatan
mental sangat penting bagi setiap fase kehidupan.Kesehatan mental meliputi
upaya-upaya mengatasi stres, berhubungan dengan orang lain, dan mengambil
keputusan.
Banyak pengertian mengenai kesehatan mental,
berikut ini beberapa pengertiannya:
·
Kesehatan
mental adalah terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose)
·
Kesehatan
mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri dengan
orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana dia hidup dan berinteraksi.
·
Kesehatan
mental adalah pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan
memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin,
sehingga membawa kepada kebahagiaan diri dan orang lain serta dari
gangguan-gangguan dan penyakit jiwa.
·
Kesehatan
mental adalah terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antara fungsi-fungsi
jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang
terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan dan kemampuan diri.
Menurut Dr. Zakiah Daradjat, kesehatan mental
adalah keserasian atau kesesuaian antara seluruh aspek psikologis dan dimiliki
oleh seorang untuk dikembangkan secara optimal agar individu mampu melakukan
kehidupan-kehidupan sesuai dengan tuntutan-tuntutan atau nilai-nilai yang
berlaku secara individual, kelompok maupun masyarakat luas sehingga yang sehat
baik secara mental maupun secara sosial.
Kesehatan mental menurut UU No.3/1961 adalah
suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, emosional yang
optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan
orang lain.
SEJARAH
Zaman Prasejarah
Setelah dilakukan banyak
penelitian ternyata diketahui sejak dahulu, manusia purba sering mengalami
gangguan mental atau fisik, seperti infeksi, artritis, dll.
Zaman peradaban awal
1. Phytagoras (orang yang
pertama memberi penjelasan alamiah terhadap penyakit mental)
2. Hypocrates (Ia berpendapat
penyakit / gangguan otak adalah penyebab penyakit mental)
3. Plato (gangguan mental
sebagian gangguan moral, gangguan fisik dan sebagiaan lagi dari dewa dewa)
Zaman Renaissesus
Kematian Galen (130 – 200
M), sebagai dokter terakhir pada masa klasik Yunani menandai dimulainya Zaman
Kegelapan bagi dunia medis dan bagi perawatan serta studi tentang perilaku
abnormal. Pada zaman ini di beberapa negara Eropa, para tokoh keagamaan,
ilmu kedokteran dan filsafat mulai menyangkal anggapan bahwa pasien sakit
mental tenggelam dalam dunia tahayul.Pada Zaman Pertengahan dan Renaissance
(400 – 1500 M), kalangan gereja dan Kristen meluaskan pengaruhnya.Gangguan
mental kembali dihubungkan dengan pengaruh spiritual dan supranatural
(Demonologi).Para pemuka agama pada masa itu melakukan suatu upacara untuk
mengeluarkan pengaruh roh jahat dari tubuh seseorang.Metode tersebut
dinamakan exorcism.
Perwakilan Gereja Katolik
Roma meyakini bahwa penyihir membuat perjanjian dengan iblis, mempraktekkan
ritual setan dan melakukan tindakan-tindakan mengerikan seperti memakan bayi
dan meracuni hasil panen.Pada tahun 1484, Pope (Paus) Innocent VIII meminta
kepada para pendeta di Eropa untuk mencari para tukang sihir dan mengumumkan
hukuman mati bagi penyihir.Selama dua abad berikutnya, lebih dari 100.000 orang
yang dituduh sebagai tukang sihir telah dibunuh.
Di Swedia, pada tahun 1649, Queen Christina
memerintahkan untuk membebaskan semua tukang sihir kecuali mereka yang
benar-benar terbukti melakukan pembunuhan. Di Perancis, tahun 1682, Raja Louis
XIV mengeluarkan dekrit tentang pembebasan tukang sihir. Eksekusi terakhir
terhadap tukang sihir dilakukan di Swiss pada tahun 1782.Sampai akhir Zaman
Pertengahan, semua penderita gangguan mental dianggap sebagai tukang sihir.
Era Pra Ilmiah
1. 1. Kepercayaan Animisme
Sejak zaman dulu gangguan
mental telah muncul dalam konsep primitif, yaitu kepercayaan terhadap faham
animisme bahwa dunia ini diawasi atau dikuasai oleh roh-roh atau
dewa-dewa.Orang Yunani kuno percaya bahwa orang mengalami gangguan mental,
karena dewa marah kepadanya dan membawa pergi jiwanya.Untuk menghindari
kemarahannya, maka mereka mengadakan perjamuan pesta (sesaji) dengan mantra dan
kurban.
1. 2. Kepercayaan Naturalisme
Suatu aliran yang
berpendapat bahwa gangguan mental dan fisik itu akibat dari alam.Hipocrates
(460-367) menolak pengaruh roh, dewa, setan atau hantu sebagai penyebab sakit.
Dia mengatakan, Jika anda memotong batok kepala, maka anda akan menemukan otak
yang basah, dan mencium bau amis. Tapi anda tidak akan melihat roh, dewa, atau
hantu yang melukai badan anda.
Seorang dokter Perancis, Philipe Pinel
(1745-1826) menggunakan filsafat polotik dan sosial yang baru untuk memecahkan
problem penyakit mental.Dia terpilih menjadi kepala Rumah Sakit Bicetre di
Paris.Di rumah sakit ini, pasiennya dirantai, diikat ketembok dan tempat
tidur.Para pasien yang telah di rantai selama 20 tahun atau lebih, dan mereka
dianggap sangat berbahaya dibawa jalan-jalan di sekitar rumah sakit.Akhirnya,
diantara mereka banyak yang berhasil, mereka tidak lagi menunjukkan
kecenderungan untuk melukai atau merusak dirinya.
Era Modern
Konsep baru tentang gangguan
dan penyakit mental muncul dalam Revolusi Amerika dan Perancis sebagai bagian
dari proses pencerahan (renaisans) bidang rasionalisme, humanisme dan demokrasi
politik. Orang gila (insane) kemudian dianggap sebagai orang
sakit.Chiarugi di Italia dan Muller di Jerman menyuarakan tentang treatment rumah
sakit yang lebih humanis.Tetapi perwujudan konsep baru dalam bidang ini
dipelopori oleh Phillipe Pinel (1745 – 1826).
Perubahan luar biasa dalam sikap dan cara
pengobatan gangguan mental terjadi pada saat berkembangnya psikologi abnormal
dan psikiatri di Amerika pada tahun 1783. Ketika itu Benyamin Rush (1745-1813)
menjadi anggota staf medis di rumah sakit Pensylvania.1812 Benjamin
Rush menjadi salah satu pengacara yang mula-mula menangani masalah penyakit mental
secara humanis.Di rumah sakit ini ada 24 pasien yang dianggap sebagai lunatics (orang
gila atau sakit ingatan). Pada waktu itu sedikit sekali pengetahuan tentang
penyebab dan cara menyembuhkan penyakit tersebut. Akibatnya pasien-pasien
dikurung dalam ruang tertutup, dan mereka sekali-kali diguyur dengan air. Rush
melakukan suatu usaha yang sangat berguna untuk memahami orang-orang yang
menderita gangguan mental tersebut melalui penulisan artikel-artikel. Secara
berkesinambungan, Rush mengadakan pengobatan kepada pasien dengan memberikan
dorongan (motivasi) untuk mau bekerja, rekreasi, dan mencari kesenangan.
Publikasinya yang berjudul ”Medical Inquiries and Observations Upon Diseases
of The Mind” menjadi buku teks psikiatri Amerika yang pertama.
1842 Psikiater mulai masuk Rumah Sakit dan
berperan, menggantikan para ahli hukum. 1908 Clifford Beers (mantan
penderita manik depresif), menulis buku “A Mind that Found Itself” yang
berisi tentang pengalamannya sebagai pasien mental dan menceritakan kekejaman
di Rumah Sakit. Mendirikan Masyarakat Connecticut untuk Mental Health yang
kemudian berubah menjadi Komite Nasional untuk Kesehatan Mental (The
National Committee for Mental Hygiene). Bahkan karena jasanya itu ia
dinobatkan sebagai The Founder of the Mental Hygiene Movement.
Dia terkenal karena pengalamannya yang luas dalam bidang pencegahan dan
pengobatan gangguan mental dengan cara yang sangat manusiawi.
Pada tahun 1909, gerakan mental
Hygiene secara formal mulai muncul.1910 Emil
Kraepelin pertama kali menggambarkan penyakit Alzheimer.Mengembangkan
alat tes untuk mendeteksi gangguan epilepsi. 1918Asosiasi
Psikoanalisa Amerika membuat aturan bahwa hanya lulusan kedokteran dan yang
menjalankan praktek psikiatri yang dapat menjadi calon peserta pelatihan
psikoanalisa. 1930-an Psikiater mulai menginjeksikan insulin
sebagai treatment pasien skizofrenia. Hal ini menyebabkan shock dan koma
sementara.
Secara hukum, gerakan mental hygiene ini
mendapat pengakuan pada tanggal 3 Juli 1946, yaitu ketika presiden Amerika
Serikat menandatanganiThe National Mental Health Act., yang berisi
program jangka panjang yang diarahkan untuk meningkatkan kesehatan mental
seluruh warga masyarakat.
Pada tahun 1950, organisasi mental
hygiene terus bertambah, yaitu dengan berdirinya National
Association for Mental Health.Gerakan mental hygiene ini terus berkembang
sehingga pada tahun 1975 di Amerika terdapat lebih dari seribu perkumpulan
kesehatan mental.Di belahan dunia lainnya, gerakan ini dikembangkan
melalui The World Federation forMental Health danThe World
Health Organization.
Menurut Schneiders prinsip-prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
·
Prinsip Berdasarkan Hakikat Manusia
1. Kesehatan mental dan
penyesuaian diri tergantung kondisi jasmani yang baik dan integritas organisme.
2. Untuk memelihara kesehatan
mental dan penyesuaian diri, maka perilaku individu harus sesuai dengan hkikat
kemanusiaannya. sebagai mahluk yang memiliki moral, intelektual, agama,
emosional dan sosial.
3. Kesehatan mental dan
penyesuaian diri dapat dicapai melalui integrasi dan kontrol diri baikdengan
cara berfikir, memuaskan keinginan, mengekspresikan keinginan dan bertingkah
laku.
4. Dalam mencapai dan
memelihara kesehatan mental dan penyesuaian diri, perlu memperluas pengetahuan
tentang diri sendiri.
5. Kesehatan mental memerlukan
konsep diri: pengetahuan dan sikap trehadap kondisi fisik dan psikis diri
sendiri secara sehat, yang meliputi: penerimaan diri dan penghargaan terhadap
status diri ssendiri secara relistik atus wajar.
6. Untuk mencapai kesehatan
mental dan penyesuaian diri, maka pemahaman diri atau self inside dann
penerimaan diri, perlu idisertai dengan upaya-upaya perbaikan diri dan
perwujudan diri.
7. Kestabilan mental dan
penyesuaian diri yang baik dapat dicapai dengan pengembangan moral yang luhur
dalam diri sendiri, seperti sikap adil, hati-hati, integritas pribadi, rendah
hati dan kejujuran.
8. Pencapaian dan pemeliharaan
kesehatan mental dan penyesuaian diri bergantung pada penanaman dan
pengembangan kebiasaan yang baik.
9. Kestabilan mental dan penyesuaian
diri menuntut adanya kemampuan melakukan perubahan sesuai dengan keadaan
(kondisi lingkuangan) dan kepribadian
10. Kesehatan mental dan
penyesuaian diri memerlukan usaha terus menerus untuk mencapai kematangan
berpikir, mengekspresikan emosi dan melakukan tindakan.
11. Kesehatan mental dan
penyesuaian diri dapat dicapai dengan belajar mengatasi konflik dan frustasi
serta ketegangan-ketegangan secara efektif.
12.
·
Prinsip Berdasarkan pada Hubungan Manusia dengan
Lingkungan
·
Kesehatan
mental dan penyesuaian diri tergantung pada hubungan antar pribadi yang
harmonis, terutama dalam kehidupan keluarga.
·
Penyesuain
yang baik dan ketegangan batin tergantung pada kepuasan dalam bekerja.
·
Kesehatan
mental dan penyesuain diri dicapai dengan sikap yang realistis, termasuk
penerimaan terhadap kenyataan secara sehat dan objektif.
·
Prinsip Berdasarkan pada Hubungan Manusia dengan Tuhan
·
Kestabilan
mental tercapai dengan perkembangan kesadaran terhadap sesuatu yang lebih luhur
daripada dirinya sendiri tempat ia bergantung: Allah SWT.
·
Kesehatan
mental dan ketenangan batin dicapai dengan kegiatan yang tetap dan teratur
dalam hubungan manusia dengan Tuhan seperti melalui sholat dan berdo’a. (Syamsu
Yusuf,2009)
Kartini Kartono berpendapat ada tiga
prinsip pokok secara umum untuk mendapatkan kesehatan mental, yaitu:
a) Pemenuhan
kebutuhan pokok
Setiap individu selalu
memiliki dorongan-dorongan dan kebutuhan-kebutuhan pokok yang bersifat organis
(fisik dan psikis) dan yang bersifat sosial.Kebutuhan- kebutuhan dan
dorongan-dorongan itu menuntut pemuasan.Timbullah ketegangan ketegangan dalam
usaha pencapaiannya.Ketegangan cenderung menurun jika kebutuhan- kebutuhan
terpenuhi, dan cenderung naik/makin banyak jika mengalami frustasi atau
hambatan-hambatan.
b) Kepuasan
Setiap orang menginginkan
kepuasan, baik yang bersifat jasmaniah maupun yang bersifat rohaniah.Dia ingin
merasa kenyang, aman, terlindung, ingin puas dalam hubungan seksnya, ingin
mendapat simpati dan diakui harkatnya. Intinya ia ingin puas di segala bidang,
lalu timbullah Sense of Importancy dan Sense of Mastery, (kesadaran nilai
dirinya dan kesadaran penguasaan) yang memberi rasa senang, puas dan bahagia.
c) Posisi dan
status social
Setiap individu selalu
berusaha mencari posisi sosial dan status sosial dalam lingkungannya.Tiap
manusia membutuhkan cinta kasih dan simpati.Sebab cinta kasih dan simpati
menumbuhkan rasa diri aman/assurance, keberanian dan harapan-harapan di masa
mendatang.Orang lalu menjadi optimis dan bergairah.Oleh karena itu individu-individu
yang mengalami gangguan mental, biasanya merasa dirinya tidak aman.Mereka
senantiasa dikejar-kejar dan selalu dalam kondisi ketakutan.Dia tidak mempunyai
kepercayaan pada diri sendiri dan hari esok, jiwanya senantiasa bimbang dan
tidak seimbang.
Seseorang itu dapat berusaha memelihara
kesehatan mentalnya dengan menegakkan prinsip-prinsipnya dalam kehidupan,
yaitu:
1. Mempunyai self image atau
gambaran dan sikap terhadap diri sendiri yang positif.
2. Memiliki integrasi diri
atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam mengatasi problema hidup termasuk
stress.
3. Mampu mengaktualisasikan
dirinya secara optimal guna berproses mencapai kematangan.
4. Mampu bersosialisasi atau
menerima kehadiran orang lain.
5. Menemukan minat dan
kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan.
6. Memiliki falsafah atau
agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi hidupnya.
7. Pengawasan diri atau
memiliki kontrol terhadap segala keinginan yang muncul.
8. Memiliki perasaan benar dan
sikap bertanggung jawab atas perbuatan-perbuatannya.
DIMENSI PSIKOLOGIS KESEHATAN MENTAL
Aspek psikis manusia pada
dasarnya merupakan satu kesatuan dengan sistem biologis, sebagai sub sistem
dari eksistensi manusia, maka aspek psikis selalu berinteraksi dengan
keseluruhan aspek kemanusiaan.Karena itulah aspek psikis tidak dapat dipisahkan
untuk melihat sis jiwa manusia. Ada beberapa aspek psikis yang turut
berpengaruh terhadap kesehatan mental, antara lain :
·
Pengalaman
awal
Pengalaman awal merupakan segenap
pengalaman-pengalaman yang terjadi pada individu terutama yang terjadi di masa
lalunya.Pengalaman awal ini adalah merupakan bagian penting dan bahkan sangat
menentukan bagi kondisi mental individu di kemudian hari.
·
Kebutuhan
Pemenuhan kebutuhan dapat meningkatkan
kesehatan mental seseorang. Orang yang telah mencapai kebutuhan aktualisasi
yaitu orang yang mengeksploitasi dan segenap kemampuan bakat, ketrampilannya
sepenuhnya, akan mencapai tingkatan apa yang disebut dengan tingkatan
pengalaman puncak. Dalam berbagai penelitian ditemukan bahwa orang-orang
yang mengalami gangguan mental, disebabkan oleh ketidakmampuan individu
memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.Kebutuhan yang dimaksud di sini adalah
kebutuhan dasar yang tersusun secarahirarki. Kebutuhan biologis,
kebutuhan rasa aman, meliputi kebutuhan dicintai, kebutuhan harga diri,
pengetahuan, keindahan dan kebutuhan aktualisasi diri.
PENGGOLONGAN KESEHATAN MENTAL
- Gangguan
Somatofarm
Gejalanya bersifat fisik, tetapi tidak
terdapat dasar organik dan faktor-faktor psikologis.
- Gangguan Disosiatif
Perubahan sementara fungsi-fungsi kesadaran,
ingatan, atau identitas yang disebabkan oleh masalah emosional.
- Gangguan
Psikoseksual
Termasuk masalah identitas seksual (impotent,
ejakulasi, pramatang, frigiditas) dan tujuan seksual.
- Kondisi yang
tidak dicantumkan sebagai gangguan jiwa.
Mencakup banyak masalah yang dihadapi
orang-orang yang membutuhkan pertolongan seperti perkawinan, kesulitan orang
tua, perlakuan kejam pada anak.
- Gangguan
kepribadian
Pola prilaku maladaptik yang sudah menahun
yang merupakan cara-cara yang tidak dewasa dan tidak tepat dalam mengatasi
stres atau pemecahan masalah.
- Gangguan yang
terlihat sejak bayi, masa kanak-kanak atau remaja.
Meliputi keterbelakangan mental, hiperaktif,
emosi pada kanak-kanak, gangguan dalam hal makan.
- Gangguan jiwa
organic
Terdapat gejala psikologis langsung terkait
dengan luka pada otak atau keabnormalan lingkungan biokimianya sebagai akibat
dari usia tua dan lain-lain.
- Gangguan penggunaan
zat-zat
Penggunaan alkohol berlebihan, obat bius,
anfetamin, kokain, dan obat-obatan yang mengubah prilaku.
- Gangguan
Skisofrenik
Serangkaian gangguan yang dilandasi dengan
hilangnya kontak dengan realitas, sehingga pikiran, persepsi, dan prilaku kacau
dan aneh.
- Gangguan
Paranoid
Gangguan yang ditandai dengan kecurigaan dan
sifat permusuhan yang berlebihan disertai perasaan yang dikejar-kejar.
- Gangguan
Afektif
Gangguan suasana hati (mood) yang normal,
penderita mungkin mengalami depresi yang berat, gembira yang abnormal, atau
berganti antara saat gembira dan depresi.
- Gangguan Kecemasan
Gangguan dimana rasa cemas merupakan gejala
utama atau rasa cemas dialami bila individu tidak menghindari situasi-situasi
tertentu yang ditakuti.
DAFTAR PUSTAKA
·
Syamsu
Yusuf. 2009. Mental Hygiene. Bandung : Maestro
·
Dr.
Kartini Kartono. 1989. Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam.
Bandung: CV Mandar Maju.
·
Hasan
Langgulung. 1986. Teori-Teori Kesehatan Mental. Jakarta: Pustaka Al-Husna.
·
Moeljono
Notosoedirjo, Latipun. 2000. Kesehatan Mental. Universitas
Muhammadiyah Malang.
sangat lengkap infonya kak thanks
BalasHapusxl senayan city