Gibson (1995 : 263) menyarankan agar dalam melakukan
analisis selama atau setelah observasi memperhatikan hal – hal sebagai berikut
:
1.
Mengamati satu klien dalam satu waktu. Observasi
untuk analisis individu sebaiknya difokuskan pada individu tersebut. Utamanya
terhadap perilaku klien secara detail yang mungkin berguna dalam konseling.
2.
Ada kriteria spesifik untuk melakukan observasi.
Konselor hendaknya selalu ingat bahwa observasi yang dilakukan adalah untuk
mencapai tujuan tertentu. Oleh sebab itu, ketika melakukan analisis hendaknya
difokuskan pada hal – hal yang berkaitan dengan tujuan observasi.
3.
Observasi seharusnya dilakukan tanpa batas
waktu. Utamanya dalam dunia pendidikan, observasi dalam rangka konseling
sebaiknya tidak hanya dibatasi pada waktu tertentu saja, tetapi dilakukan
secara berkesinambungan ini sekurang – kurangnya memiliki dua manfaat, yaitu
untuk validasi dan evaluasi.
4.
Konseli seharusnya diamati dalam situasi yang
natural dan berbeda. Perilaku natural kebanyakan terjadi dalam situasi yang
juga natural. Meskipun situasi naturalitu beragam antara satu orang dengan yang
lain, tetapi ada situasi umum yang kurang lebih sama, misalnya : ketika di
sekolah, di rumah, ketika berhubungan dengan teman, dengan guru, dengan karyawan,
dan dengan orang dewasa lainnya. Sebab bisa jadi seseorang ketika di tengah –
tengah keluarga menunjukkan perilaku sopan, tetapi ketika berhubungan dengan
orang – orang di luar rumah terjadi sebaliknya. Mengamati perilaku dalam
situasi yang berbeda itu sangat membantu dalam penyimpulan apakah karakteristik
tingkah laku tersebut konsisten atau tidak.
5.
Mengamati klien dalam konteks semua situasi atau
situasi total. Dalam melakukan observasi terhadap tingkah laku manusia,
sangatlah penting menghindari pendekatan “tunnel vision”, dimana kita hanya
bermaksud mengamati klien secara visual atau sebatas yang tampak mata, tetapi
observasi sebaiknya dilakukan dengan melihat faktor – faktor yang mendorong
munculnya tingkah laku tersebut, sehingga kita bisa memberi makna yang lebih
tepat terhadap tingkah laku yang kita amati.
6.
Data dari observasi seharusnya digabungkan
dengan data yang lain. Dalam analisis individu sangatlah penting untuk
menggabungkan semua yang diketahui tentang konseli. Hal ini karena untuk melihat
konseli sebagai seorang manusia yang utuh, semua kesan yang didapatkan dari
observasi harus dipadukan dengan semua informasi yang mungkin didapatkan.
Teknik studi kasus yang diguanakan oleh sebagian besar bantuan profesional
memberikan ilustrasi terhadap integrasi dan hubungan antar data sebelum
dilakukan interpretasi.
7.
Observasi seharusnya dilakukan dalam kondisi
yang menyenangkan. Dalam melakukan observasi sangat diharapkan observer berada
pada posisi yang cukup jelas untuk melihat apa yang ingin dilaporkan. Idealnya,
observer mampu melakukan observasi dalam waktu yang cukup tanpa halangan dan
gangguan, serta kondisi yang menyenangkan untuk melakukan observasi. Observer
seharusnya juga siap terhadap kemungkinan lain yang mungkin terjadi ketika
seseorang diamati memodifikasi perilakunya karena dia sadar bahwa dirinya
sedang diamati. (Pemahaman Individu oleh Drs. Anwar Sutoyo, M.Pd, 2012 : 124
-126)
Pekanbaru(infobidannia), Pada
saat mencapai usia diatas 50 tahun, pria mengalami fenomena yang hampir mirip
menopause pada wanita, dan disebut andropause. Pada wanita, masa menopause
memiliki batas yang jelas, yakni berhentinya haid sebagai tanda perubahan dari
masa reproduksi menuju masa senja, sedangkan pada pria batas tersebut tidak
jelas. Namun demikian, keduanya sama-sama mengalami penurunan kadar hormon
seks. Pada wanita, yang menurun adalah kadar estrogen, sedangkan pada pria
kadar testosteronnya.
Penurunan kadar steroid
seks tersebut menyebabkan perubahan-perubahan, yang akan disertai dengan
berubahnya sikap dan emosi, kelelahan, berkurangnya energi, menurunnya libido
dan ketangkasan fisik. Berbeda dengan menopause yang secara umum terjadi pada
wanita di usia 45-55 tahun, maka masa perubahan andropause pada pria ini
mungkin lebih panjang dan secara bertahap.
Definisi andropause (andro = laki-laki, pause = berhenti) adalah berhentinya fungsi maskulin (kelaki-lakian) akibat hilangnya fungsi testis (buah zakar) dan/atau kelenjar anak ginjal (adrenal) dalam memproduksi hormon testosteron, yang ditandai dengan sekumpulan gejala. Sebagian pakar beranggapan bahwa istilah andropause secara biologis kurang tepat, karena di sini tidak terjadi penghentian fungsi dalam arti sesungguhnya. Produksi spermatozoa terus berlangsung meski dalam jumlah lebih sedikit. Fungsi seksual maupun fertilitas masih terjadi, hanya memang menurun. Pada andropause tidak terjadi penghentian proses biologis tertentu, melainkan hanya kemunduran fungsi sejumlah organ tubuh, termasuk fungsi seksual. Istilah andropause tersebut lebih ditujukan untuk sindrom klinis yang ditandai perubahan fisik dan emosional pada pria yang dihubungkan dengan proses penuaan dan menurunnya kadar hormon steroid seks secara bermakna.
Penyebab
Definisi andropause (andro = laki-laki, pause = berhenti) adalah berhentinya fungsi maskulin (kelaki-lakian) akibat hilangnya fungsi testis (buah zakar) dan/atau kelenjar anak ginjal (adrenal) dalam memproduksi hormon testosteron, yang ditandai dengan sekumpulan gejala. Sebagian pakar beranggapan bahwa istilah andropause secara biologis kurang tepat, karena di sini tidak terjadi penghentian fungsi dalam arti sesungguhnya. Produksi spermatozoa terus berlangsung meski dalam jumlah lebih sedikit. Fungsi seksual maupun fertilitas masih terjadi, hanya memang menurun. Pada andropause tidak terjadi penghentian proses biologis tertentu, melainkan hanya kemunduran fungsi sejumlah organ tubuh, termasuk fungsi seksual. Istilah andropause tersebut lebih ditujukan untuk sindrom klinis yang ditandai perubahan fisik dan emosional pada pria yang dihubungkan dengan proses penuaan dan menurunnya kadar hormon steroid seks secara bermakna.
Penyebab
Andropause disebabkan
oleh menurunnya jumlah hormon seks tertentu dalam tubuh seiring proses penuaan,
terutama testosteron. Mulai sekitar umur 30-an, kadar testosteron menurun
sekitar 10% tiap 10 tahun. Pada saat yang sama, faktor lain dalam tubuh yang
disebut globulin pengikat hormon seks (sex hormone binding globulin atau
SHBG) meningkat. SHBG mengikat lebih banyak testosteron yang beredar dalam
darah dan membuat testosteron tidak dapat mengeluarkan pengaruhnya pada
jaringan-jaringan tubuh. Akibatnya testosteron bebas yang tersisa (bioavailable testosterone) semakin sedikit untuk
menjalankan fungsi-fungsinya.
Manfaat testosteron
Testosteron merupakan hormon yang berdampak unik terhadap tubuh pria secara keseluruhan. Testosteron dihasilkan dari testis dan kelenjar adrenal. Pada pria hormon ini sama seperti estrogen pada wanita.
Aktivitas biologis testosteron bersifat androgenik (berkhasiat pada organ reproduksi) dan anabolik (berkhasiat pada organ somatik). Oleh karena itu, penurunan kadar testosteron akan mempengaruhi semua metabolisme yang terkait dengannya seperti otot, tulang, susunan saraf pusat, prostat, sumsum tulang dan fungsi seksual.
Testosteron juga membantu pembentukan protein dan sangat penting untuk aktivitas seksual normal dan menghasilkan ereksi. Testosteron juga berdampak pada banyak aktivitas metabolik seperti menghasilkan sel-sel darah pada sumsum tulang, pembentukan tulang, metabolisme lemak, metabolisme karbohidrat, fungsi hati dan pertumbuhan kelenjar prostat.
Jika testosteron yang tersedia kurang untuk menjalankan fungsinya, tanggapan organ-sasaran testosteron menurun, dan menyebabkan banyak perubahan. Seiring dengan proses penuaan, setiap pria akan mengalami penurunan jumlah testosteron bebas, tetapi kadangkala pada beberapa pria kadarnya lebih rendah dibanding lainnya. Bilamana hal ini terjadi maka pria tersebut akan mengalami gejala-gejala andropause.
Gejala-gejala tersebut dapat mengganggu kualitas hidup dan dapat memajankan mereka pada gangguan kesehatan lain, akibat dari pengaruh jangka panjang testosteron rendah. Diperkirakan 30% pria di usia 50-an akan mempunyai kadar testosteron cukup rendah yang dapat memunculkan gejala-gejala atau membuat mereka berisiko.
Manfaat testosteron
Testosteron merupakan hormon yang berdampak unik terhadap tubuh pria secara keseluruhan. Testosteron dihasilkan dari testis dan kelenjar adrenal. Pada pria hormon ini sama seperti estrogen pada wanita.
Aktivitas biologis testosteron bersifat androgenik (berkhasiat pada organ reproduksi) dan anabolik (berkhasiat pada organ somatik). Oleh karena itu, penurunan kadar testosteron akan mempengaruhi semua metabolisme yang terkait dengannya seperti otot, tulang, susunan saraf pusat, prostat, sumsum tulang dan fungsi seksual.
Testosteron juga membantu pembentukan protein dan sangat penting untuk aktivitas seksual normal dan menghasilkan ereksi. Testosteron juga berdampak pada banyak aktivitas metabolik seperti menghasilkan sel-sel darah pada sumsum tulang, pembentukan tulang, metabolisme lemak, metabolisme karbohidrat, fungsi hati dan pertumbuhan kelenjar prostat.
Jika testosteron yang tersedia kurang untuk menjalankan fungsinya, tanggapan organ-sasaran testosteron menurun, dan menyebabkan banyak perubahan. Seiring dengan proses penuaan, setiap pria akan mengalami penurunan jumlah testosteron bebas, tetapi kadangkala pada beberapa pria kadarnya lebih rendah dibanding lainnya. Bilamana hal ini terjadi maka pria tersebut akan mengalami gejala-gejala andropause.
Gejala-gejala tersebut dapat mengganggu kualitas hidup dan dapat memajankan mereka pada gangguan kesehatan lain, akibat dari pengaruh jangka panjang testosteron rendah. Diperkirakan 30% pria di usia 50-an akan mempunyai kadar testosteron cukup rendah yang dapat memunculkan gejala-gejala atau membuat mereka berisiko.
Gejala-gejala
Penurunan kadar testosteron pada akhirnya akan terjadi pada
semua pria, dan belum ada cara untuk menduga siapakah yang akan mengalami
gejala-gejala andropause cukup parah sehingga perlu bantuan. Juga tidak dapat
diduga pada usia berapakah gejala-gejala tersebut akan muncul pada individu
tertentu. Gejala-gejala yang dialami setiap pria dapat berbeda-beda.
Beberapa gejala-gejala khas andropause adalah:
1.
Penurunan libido (gairah seksual) dan impotensi (gagal ereksi)
2.
Perubahan suasana hati (mood ),
disertai penurunan aktivitas intelektual, kelelahan, depresi, dan mudah
tersinggung.
3.
Menurunnya kekuatan otot dan massa otot
4.
Lemah dan kurang energi
5.
Perubahan emosional, psikologis dan perilaku (misalnya depresi)
6.
Berkeringat dan gejolak panas di sekitar leher (hot flash ), yang terjadi secara bertahap
7.
Pengecilan organ-organ seks dan kerontokan rambut di sekitar
daerah kelamin dan ketiak
8.
Peningkatan lemak di daerah perut dan atas tubuh
9.
Osteoporosis (keropos tulang) dan nyeri punggung
10. Risiko
penyakit jantung
Risiko osteoporosis
Pada individu yang sehat, jaringan tulang secara konstan rusak dan dibentuk kembali. Pada pasien osteoporosis, pembentukan kembali jaringan tulang tidak secepat jaringan tulang yang rusak sehingga lebih banyak jaringan tulang yang rusak dibanding yang terbentuk kembali.
Pada pria, testosteron juga berperan untuk menjaga keseimbangan otot dan tulang. Dengan bertambahnya usia dan menurunnya kadar testosteron, kemampuan pembentukan kembali jaringan tulang semakin menurun sehingga pria akan menunjukkan pola yang mirip pada risiko osteoporosis. Sekitar 1 dari 8 pria di atas usia 50 tahun menderita osteoporosis.
Selain itu, antara usia 40-70 tahun densitas tulang pria menurun hingga 15%. Densitas tulang yang rendah menyebabkan risiko patah tulang lebih sering, dan disertai nyeri. Pergelangan, pinggang, tulang punggung, dan tulang rusuk adalah bagian yang paling sering berisiko patah. Kejadian patah tulang pinggang pada pria usia lanjut meningkat eksponensial, sama seperti yang terjadi pada wanita. Pada pasien osteoporosis, patah tulang pinggang dapat membahayakan jiwa atau dapat menyebabkan 1/3 pasien tidak dapat bergerak lagi seperti semula.
Risiko penyakit jantung
Telah lama diketahui bahwa risiko wanita terkena aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) cenderung meningkat setelah menopause. Fenomena yang hampir sama juga terjadi pada pria karena kadar testosteronnya menurun sejalan dengan proses penuaan. Meskipun penelitian yang dilakukan belum selengkap seperti yang dilakukan pada wanita, tetapi temuan klinis menunjukkan adanya hubungan antara kadar testosteron rendah dan peningkatan faktor risiko penyakit jantung pada pria. Hubungan sebab-akibatnya masih belum diketahui pada percobaan klinis dalam jumlah kasus yang besar dan masih diperlukan penelitian klinis lanjutan pada kajian bidang ini.
Pada individu yang sehat, jaringan tulang secara konstan rusak dan dibentuk kembali. Pada pasien osteoporosis, pembentukan kembali jaringan tulang tidak secepat jaringan tulang yang rusak sehingga lebih banyak jaringan tulang yang rusak dibanding yang terbentuk kembali.
Pada pria, testosteron juga berperan untuk menjaga keseimbangan otot dan tulang. Dengan bertambahnya usia dan menurunnya kadar testosteron, kemampuan pembentukan kembali jaringan tulang semakin menurun sehingga pria akan menunjukkan pola yang mirip pada risiko osteoporosis. Sekitar 1 dari 8 pria di atas usia 50 tahun menderita osteoporosis.
Selain itu, antara usia 40-70 tahun densitas tulang pria menurun hingga 15%. Densitas tulang yang rendah menyebabkan risiko patah tulang lebih sering, dan disertai nyeri. Pergelangan, pinggang, tulang punggung, dan tulang rusuk adalah bagian yang paling sering berisiko patah. Kejadian patah tulang pinggang pada pria usia lanjut meningkat eksponensial, sama seperti yang terjadi pada wanita. Pada pasien osteoporosis, patah tulang pinggang dapat membahayakan jiwa atau dapat menyebabkan 1/3 pasien tidak dapat bergerak lagi seperti semula.
Risiko penyakit jantung
Telah lama diketahui bahwa risiko wanita terkena aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah) cenderung meningkat setelah menopause. Fenomena yang hampir sama juga terjadi pada pria karena kadar testosteronnya menurun sejalan dengan proses penuaan. Meskipun penelitian yang dilakukan belum selengkap seperti yang dilakukan pada wanita, tetapi temuan klinis menunjukkan adanya hubungan antara kadar testosteron rendah dan peningkatan faktor risiko penyakit jantung pada pria. Hubungan sebab-akibatnya masih belum diketahui pada percobaan klinis dalam jumlah kasus yang besar dan masih diperlukan penelitian klinis lanjutan pada kajian bidang ini.
Pemeriksaan
Dahulu andropause sering kurang terdiagnosis karena
gejala-gejalanya tidak jelas dan beragam antara satu pria dengan pria lain.
Bahkan, beberapa pria sulit untuk mengakui bahwa mereka mengalami masalah.
Sering para dokter tidak menduga kadar testosteron yang rendah sebagai penyebab
masalah, sehingga faktor-faktor ini sering mengarahkan dokter untuk mengambil
kesimpulan bahwa gejala-gejala itu berhubungan dengan keadaan penyakit lain
(misalnya depresi) atau hanya berhubungan dengan penuaan, sehingga sering
mendorong pasien untuk menerima kenyataan bahwa mereka tidak muda lagi.
Kini, penentuan diagnosis lebih mudah dilakukan dengan cara peneraan hormon steroid seks untuk memastikan gejala-gejala andropause. Pemeriksaan itu mencakup:
Kini, penentuan diagnosis lebih mudah dilakukan dengan cara peneraan hormon steroid seks untuk memastikan gejala-gejala andropause. Pemeriksaan itu mencakup:
·
mengukur kadar testosteron bebas dalam darah, atau
·
menghitung indeks androgen bebas (free androgen index,
FAI) = total testosteron x 100/SHBG
Kadar normal androgen
|
Rata-rata
|
Rentang
|
Testosteron bebas (pria)
|
700 ng/dL
|
300 – 1100 ng/dL
|
Testosteron bebas (wanita)
|
40 ng/dL
|
15 – 70 ng/dL
|
Indeks androgen bebas
|
70 – 100 %< 50%
|
muncul gejala andropause
|
Pengobatan
Pengobatan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi andropause adalah pemberian hormon testosteron, yang
lebih dikenal sebagai pengobatan sulih hormon (hormone replacement therapy, HRT) dengan testosteron. Seperti halnya pengobatan
sulih hormon estrogen pada wanita menopause, sulih hormon testosteron pada pria
andropause juga efektif dan bermanfaat, serta tidak menimbulkan rasa sakit.
Namun pengobatan ini tidak diberikan kepada semua pria, karena pada pria dengan
gejala-gejala andropause, mungkin juga mengidap masalah kesehatan lain yang
dapat menimbulkan gejala-gejala tersebut.
Terdapat beberapa keadaan yang tidak mengizinkan pria andropause diberikan pengobatan sulih hormon, yaitu:
Terdapat beberapa keadaan yang tidak mengizinkan pria andropause diberikan pengobatan sulih hormon, yaitu:
·
Kanker payudara (pada pria)
·
Kanker prostat
Pada beberapa kasus lain, pengobatan sulih hormon ini bahkan
mungkin tidak tepat. Bilamana terdapat keadaan berikut ini, pengobatan sulih
hormon testosteron perlu dipertimbangkan apakah akan menjadi pilihan terbaik.
·
Penyakit hati
·
Penyakit jantung atau pembuluh darah
·
Edema (pembengkakan muka, tangan, kaki, telapak kaki)
·
Pembesaran prostat
·
Penyakit ginjal
·
Diabetes mellitus (penyakit gula, kencing manis)
Guna menentukan rencana pengobatan yang terbaik untuk Anda,
dokter perlu diberitahukan apakah Anda:
·
Pernah alergi terhadap androgen atau steroid anabolik
·
Berencana memiliki anak lagi, karena dosis tinggi androgen dapat
menyebabkan infertilitas.
·
Menderita penyakit yang menyebabkan terpaksa di tempat tidur
terus.
·
Sedang meminum obat lainnya, terutama antikoagulasi (peluruh
darah).
Pengobatan sulih hormon
testosteron dapat berupa pil atau kapsul yang diminum, suntikan, implan (susuk
dalam tubuh), krim dan patch(tempelan di
kulit). Sebelum pemberian obat, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui secara pasti kadar hormon masing-masing dalam tubuh, agar dokter
dapat menentukan jenis pengobatan hormonal yang dibutuhkan, berikut dosisnya.
Selama pengobatan, peran dokter sangat besar, karena pengobatan hormon sangat
mungkin menimbulkan penyulit (komplikasi) yang merepotkan. Oleh karena itu,
selama pengobatan periksa ke dokter secara teratur diperlukan untuk memantau
perkembangan dan kesehatan Anda secara keseluruhan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengobatan sulih hormon testosteron:
Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum pengobatan sulih hormon testosteron:
1.
Pemeriksaan fisik lengkap. Pria usia lanjut harus mempunyai
indikasi jelas untuk diberikan testosteron.
2.
Pemeriksaan laboratorium untuk profil lemak darah, hemoglobin,
dan kadar hormon.
3.
Penderita hipogonadisme yang diduga disebabkan oleh kelainan
pada hipofisis/hipotalamus harus diperiksa menyeluruh.
4.
Pemeriksaan fungsi hati.
5.
Pemeriksaan colok dubur dan antigen spesifik-prostat (prostate specific antigen , PSA).
6.
Penderita dengan gejala gangguan saluran kemih bawah tidak boleh
diberikan pengobatan sulih hormon testosteron
7.
Kanker prostat merupakan kontraindikasi mutlak untuk pemberian
testosteron.
8.
Pemberian testosteron dianjurkan dalam bentuk ester injeksi,
oral, atau tempelan di kulit.
9.
Respons klinis merupakan petunjuk terbaik untuk menentukan dosis
yang dibutuhkan.
Manfaat pengobatan sulih hormon
testosteron
Pengobatan ini bermanfaat untuk mengatasi gangguan fisik andropause akibat berkurangnya libido dan kemampuan ereksi. Dari beberapa kajian klinis pada pria dengan kadar testosteron rendah telah dilaporkan adanya tanggapan positif terhadap testosteron, yaitu;
Pengobatan ini bermanfaat untuk mengatasi gangguan fisik andropause akibat berkurangnya libido dan kemampuan ereksi. Dari beberapa kajian klinis pada pria dengan kadar testosteron rendah telah dilaporkan adanya tanggapan positif terhadap testosteron, yaitu;
·
Emosi dan rasa penghargaan diri membaik
·
Energi secara fisik dan mental meningkat
·
Kemarahan, mudah tersinggung, kesedihan, kelelahan dan rasa
gugup berkurang
·
Kualitas tidur membaik
·
Libido dan kemampuan seksual meningkat
·
Massa tubuh meningkat, dan lemak berkurang
·
Kekuatan otot bertambah (genggaman tangan, ekstremitas atas dan
bawah)
·
Penurunan risiko penyakit jantung
Dengan pemberian
testosteron diperoleh perubahan-perubahan berikut: perilaku membaik, harga diri
dan percaya diri kembali, energi meningkat baik di rumah maupun di lingkungan
sosial. Banyak pria yang merasa lebih kuat, selain itu terjadi peningkatan pada
emosi, konsentrasi, pengenalan, libido, kegiatan seksual, dan secara
keseluruhan merasa baik. Pengaruh ini biasanya dirasakan dalam kurun 3-6
minggu.
Manfaat lainnya adalah menjaga atau meningkatkan densitas tulang, meningkatkan komposisi tubuh, massa dan kekuatan otot, serta meningkatkan daya penglihatan-ruang.
Keseimbangan hidup
Manfaat lainnya adalah menjaga atau meningkatkan densitas tulang, meningkatkan komposisi tubuh, massa dan kekuatan otot, serta meningkatkan daya penglihatan-ruang.
Keseimbangan hidup
Seringkali sulit untuk
menyadari bahwa perubahan-perubahan yang terjadi pada andropause berhubungan
lebih dari sekedar keadaan eksternal karena semua itu terjadi ketika para pria
mulai mempertanyakan nilai-nilai, pencapaian harapan dan tujuan hidupnya, atau
yang juga dikenal sebagai krisis usia pertengahan. Krisis usia pertengahan dan
andropause yang dialami para pria sering mempengaruhi aspek kejiwaan
(psikis)nya, sehingga penanggulangannya perlu dilakukan dengan cara
meningkatkan kualitas hidup pasien agar dapat tetap melakukan hal yang
bermanfaat dan menyenangkan. Pengobatan andropause harus mencakup aspek psikis dan
fisik. Tanpa kombinasi keduanya, maka hasil pengobatan tidak akan optimal.
Pendekatan spiritual dapat membantu seseorang menjadi lebih realistis menerima
fakta kehidupan dan menganggap setiap kekurangan sebagai tantangan. Pada
kasus-kasus tertentu seperti depresi berat atau yang menjurus pada gangguan
jiwa diperlukan pertolongan ahli jiwa (psikolog) atau dokter spesialis jiwa
(psikiater).
Setiap kiat yang dijalankan untuk mengurangi gejala-gejala dan risiko andropause tersebut harus digabungkan dengan pendekatan gaya hidup yang baik seperti diet yang optimal, olahraga teratur, pengelolaan cekaman (stress) dan menghentikan minum alkohol dan merokok.
Setiap kiat yang dijalankan untuk mengurangi gejala-gejala dan risiko andropause tersebut harus digabungkan dengan pendekatan gaya hidup yang baik seperti diet yang optimal, olahraga teratur, pengelolaan cekaman (stress) dan menghentikan minum alkohol dan merokok.
2 PENGERTIAN
Seperti wanita pada usia tertentu mengalami menopause, pria juga mengalami beberapa perubahan hormonal yang mengubah fisik, emosional dan seksual, perubahan yang terjadi pada pria yang mengalami usia lanjut ini disebut andropause atau menopause pada laki-laki.
Andropause dapat menyebabkan berbagai gangguan emosi pada pria, menurunnya libido gairah seksual dan menurunnya daya ingat dan konsentrasi.
Andropause berasal dari bahasa Yunani. Andro berarti Laki-laki dan Pause berarti berhenti.
Secara umum, perubahan ini mulai menjadi jelas pada sekitar 40 tahun tetapi menjadi progresif pada usia antara 40 dan 70.
Hal ini dapat dilihat bahwa andropause pada pria meliputi periode waktu yang jauh lebih besar dari menopause pada wanita.
Seperti wanita pada usia tertentu mengalami menopause, pria juga mengalami beberapa perubahan hormonal yang mengubah fisik, emosional dan seksual, perubahan yang terjadi pada pria yang mengalami usia lanjut ini disebut andropause atau menopause pada laki-laki.
Andropause dapat menyebabkan berbagai gangguan emosi pada pria, menurunnya libido gairah seksual dan menurunnya daya ingat dan konsentrasi.
Andropause berasal dari bahasa Yunani. Andro berarti Laki-laki dan Pause berarti berhenti.
Secara umum, perubahan ini mulai menjadi jelas pada sekitar 40 tahun tetapi menjadi progresif pada usia antara 40 dan 70.
Hal ini dapat dilihat bahwa andropause pada pria meliputi periode waktu yang jauh lebih besar dari menopause pada wanita.
UMUR
Pria di atas umur 40 tahun
Pria di atas umur 40 tahun
PENYEBAB
Perubahan yang terjadi adalah dikaitkan dengan penurunan kadar hormon pria (testosteron). Namun, ada faktor lain yang memicu timbulnya klimakterik, seperti:
Turun temurun
Kegemukan
Masalah fisik dan psikologis atau stres
Penyakit Kardiovaskular
Kelebihan alkohol dan tembakau
Diabetes mellitus
Disfungsi tiroid
Obat
Perubahan yang terjadi adalah dikaitkan dengan penurunan kadar hormon pria (testosteron). Namun, ada faktor lain yang memicu timbulnya klimakterik, seperti:
Turun temurun
Kegemukan
Masalah fisik dan psikologis atau stres
Penyakit Kardiovaskular
Kelebihan alkohol dan tembakau
Diabetes mellitus
Disfungsi tiroid
Obat
GEJALA
Selama periode andropause pria menunjukkan gejala fisik dan psikologis, seperti:
Penurunan libido
Insomnia atau kelelahan
Kecemasan dapat menyebabkan depresi
Kecemasan, gugup dan mudah tersinggung
Penis lembek
Penurunan produksi sperma dan testosteron
Hilangnya massa otot (sekitar 10 kg)
Panas dingin
Penurunan penglihatan dan pendengaran
Kerontokan rambut atau beruban
Pertumbuhan rambut pada alis dan hidung.
Keropos tulang (osteoporosis)
Nyeri otot
Keriput dan kulit kering
Semua perubahan karena dampak psikologis atau emosional dari pria yang mengalami perubahan dalam perilaku dan sikap yang berubah-ubah dari sangat ringan menjadi progresif dan menjadi sangat drastis dan tiba-tiba tergantung pada stabilitas psikologis orang tersebut.
Selama periode andropause pria menunjukkan gejala fisik dan psikologis, seperti:
Penurunan libido
Insomnia atau kelelahan
Kecemasan dapat menyebabkan depresi
Kecemasan, gugup dan mudah tersinggung
Penis lembek
Penurunan produksi sperma dan testosteron
Hilangnya massa otot (sekitar 10 kg)
Panas dingin
Penurunan penglihatan dan pendengaran
Kerontokan rambut atau beruban
Pertumbuhan rambut pada alis dan hidung.
Keropos tulang (osteoporosis)
Nyeri otot
Keriput dan kulit kering
Semua perubahan karena dampak psikologis atau emosional dari pria yang mengalami perubahan dalam perilaku dan sikap yang berubah-ubah dari sangat ringan menjadi progresif dan menjadi sangat drastis dan tiba-tiba tergantung pada stabilitas psikologis orang tersebut.
FAKTOR RESIKO
Faktor usia dan hormon
Faktor usia dan hormon
PENCEGAHAN
Andropause adalah proses alami dan tidak dapat diubah dan merupakan tahap perubahan dan perjalanan dalam kehidupan seorang pria.
Namun, Anda dapat menghindari faktor-faktor yang mempercepat timbulnya andropause dengan hidup sehat dan teratur dan berkonsutasi dengan dokter secara teratur setelah usia 40.
Faktor psikologis yang baik akan memperingan masalah yang dialami.
Andropause adalah proses alami dan tidak dapat diubah dan merupakan tahap perubahan dan perjalanan dalam kehidupan seorang pria.
Namun, Anda dapat menghindari faktor-faktor yang mempercepat timbulnya andropause dengan hidup sehat dan teratur dan berkonsutasi dengan dokter secara teratur setelah usia 40.
Faktor psikologis yang baik akan memperingan masalah yang dialami.
DIAGNOSA DAN PENGOBATAN
Setiap orang berbeda, untuk alasan ini setiap kasus andropause harus diperlakukan secara individual dalam rangka untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Adalah penting bahwa pria pergi ke dokter untuk mengurangi gejala, tetapi urolog yang akan merekomendasikan pengobatan ditujukan untuk mengobati disfungsi seksual melalui penggunaan obat-obatan untuk membantu pasien mencapai ereksi ketika melakukan hubungan seksual.
Penting untuk dicatat bahwa dalam kasus ini obat paliatif (melayani asimtomatik) dan bukan kuratif.
Pemberian hormon pengganti.
Setiap orang berbeda, untuk alasan ini setiap kasus andropause harus diperlakukan secara individual dalam rangka untuk mencapai kualitas hidup yang lebih baik.
Adalah penting bahwa pria pergi ke dokter untuk mengurangi gejala, tetapi urolog yang akan merekomendasikan pengobatan ditujukan untuk mengobati disfungsi seksual melalui penggunaan obat-obatan untuk membantu pasien mencapai ereksi ketika melakukan hubungan seksual.
Penting untuk dicatat bahwa dalam kasus ini obat paliatif (melayani asimtomatik) dan bukan kuratif.
Pemberian hormon pengganti.
0 Comments: